Sosialisasi melestarikan lingkungan hijau dan kesehatan masyarakat diselenggarakan oleh tim mahasiswa kuliah kerja nyata (KKN) Universitas Tidar, Kamis (1/2). Kegiatan yang dilaksanakan di Dusun Kerug Munggang, Desa Majaksingi, Kecamatan Borobudur ini menghadirkan dua narasumber dan diikuti oleh beberapa perangkat desa.
Dalam aksi nyata KKN yang mahasiswa Universitas Tidar meluncurkan proyek ambisius di Desa Majaksingi, Borobudur. Dalam sambutan ketua KKN Untidar Desa Majaksingi, Muhammad Zicho Firdaus menyampaikan "Mahasiswa tidak hanya menjadi agen perubahan, tetapi juga pionir lingkungan dengan fokus kuat pada melestarikan lingkungan hijau dan memajukan kesehatan masyarakat". Sehingga, diharapkan dengan dilakukannya sosialisasi intensif tentang pentingnya menjaga keberlanjutan lingkungan, mengajak warga desa untuk terlibat aktif dalam upaya pelestarian alam. Tim KKN Untidar turut membimbing masyarakat dalam praktik-praktik ramah lingkungan, mulai dari pengelolaan sampah hingga lingkungan hijau.
Selain itu, tim KKN Untidar juga merancang program kesehatan yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dengan bekerjasama bersama Dinas Lingkungan Hidup (DLH) dan Bidan Desa Majaksingi, tim KKN Untidar memberikan edukasi mengenai pola hidup sehat, kebersihan lingkungan dan mendukung program-program preventif.
Tidak hanya memberikan wawasan baru, tim KKN Untidar turut membantu dalam kegiatan pencegahan stunting untuk mendukung kehidupan berkelanjutan, mulai dari pembelajaran kepada anak-anak sekolah dasar di SD Majaksingi dan SD Satu Atap mengenai pentingnya kebutuhan gizi dan mencuci tangan. Dari peningkatan sanitasi tersebut, Tim KKN Untidar mengubah wajah Desa Majaksingi menjadi tempat yang lebih baik untuk ditinggali.
Kepala Desa Majaksingi, Sutrisno, S.Pd.I., menyampaikan apresiasi kepada Tim KKN Untidar Desa Majaksingi atas dilaksanakannya sosialisasi ini. "Aksi nyata ini menjadi bukti bahwa generasi muda memiliki peran penting dalam membangun masyarakat yang berkelanjutan. Melalui dedikasi dan kreativitas, mahasiswa Untidar tidak hanya memberikan dampak positif bagi Desa Majaksingi, tetapi juga menyemangati generasi muda lainnya untuk berperan aktif dalam pelestarian lingkungan dan kesejahteraan masyarakat".
Mike Susanti, A.Md.Keb., bidan di Desa Majaksingi sebagai narasumber pertama yang menjelaskan materi mengenai Stunting "Pada tahun 2023, kasus stunting di Desa Majaksingi sejumlah 4 orang, namun di tahun 2024 ini kasus stunting menurun menjadi 1 orang". Penurunan angka stunting dari tahun ke tahun bisa disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk program kesehatan yang efektif, peningkatan akses ke gizi yang baik, dan kesadaran masyarakat. Namun, kemungkinan naiknya kembali angka stunting di tahun-tahun mendatang bisa terjadi jika kita abai terhadap pendekatan pencegahan dan penanganan yang berkelanjutan, terutama dalam hal penyuluhan gizi kepada masyarakat, pemantauan kesehatan anak secara rutin, serta peningkatan akses terhadap pangan bergizi. Jika tidak berfokus pada upaya pencegahan dan pengentasan kemiskinan, risiko stunting bisa meningkat kembali.
"Stunting dapat dicegah dengan memberikan ASI dan MPASI, akses air bersih dan fasilitas sanitasi, pemenuhan kebutuhan gizi bagi ibu hamil, memantau pertumbuhan balita di posyandu", Imbuhnya.
Selain membahas mengenai stunting, narasumber kedua yaitu Joni Budi Hermanto, S.I.Pem., MM., menyampaikan mengenai pelestarian lingkungan hijau. "Permasalahan lingkungan hidup di Kabupaten Magelang yang utama yaitu seperti krisis air bersih, penebangan pohon dan pencemaran sampah plastik". Krisis air bersih dapat menyebabkan dampak serius terhadap kesehatan masyarakat dan keberlanjutan ekosistem. Penebangan pohon yang tidak terkendali dapat mengakibatkan kerusakan hutan, merugikan keanekaragaman hayati, dan meningkatkan risiko bencana alam. Pencemaran sampah plastik, selain mencemari lingkungan, juga berpotensi merugikan ekosistem air dan mengancam keberlanjutan sumber daya alam.
"Penting dilakukan langkah-langkah konservasi air, pengelolaan hutan yang berkelanjutan, dan pemahaman mengenai pengurangan penggunaan plastik untuk menjaga keberlanjutan lingkungan hidup di Kabupaten Magelang. Upaya yang dapat dilakukan seperti gerakan menanam 25 pohon, sampah organik yang dimasukan kedalam biopori untuk kompos serta pemahaman kepada anak-anak mengenai lingkungan hidup" imbuhnya.