Lihat ke Halaman Asli

Isu-isu Kontemporer

Diperbarui: 13 Desember 2019   09:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Realitas agama yang diakui atau tidak dimasing-masing daerah telah terjadi cara pandang yang berbeda dalam memahami agama. Munculnya fenomena gerakan pembaharuan agama islam yang diikuti dengan gelombang munculnya organisasi sosial lembaga keagamaan. Begitu juga mazhab-mazhab dalam islam merupakan dampak pertautan teologis dan sosiologis yang mengikat seseorang untuk berkelompok. Dalam pemikiran arab kontemporer mengandung makna yang berbeda, jika tidak dikatakan bertentangan, dengan pedanan asalnya dalam bahasa arab klasik. 

Dalam perkembangan selanjutnya kata turats, dalam wacana arab kontemporer, didefinisikan sebagai sesuatu yang hadir dan menyertai kekinian kita, yang berasal dari masa lalu, apakah itu masa lalu kita dekat atau jauh. Dari ungkapan beberapa definisi tersebut dapat ditegaskan bahwa turats atau tradisi mengandung pemahaman warisan budaya, pemikiran, agama, sastra, kesenian, sebagaimana dalam dunia arab kontemporer yang bermuatan emosional dan ideologis tidaklah dikenal dalam konteks bahasa arab klasik dan begitu juga dalam bahasa eropa. 

Dikalangan para penulis banyak yang menggunakan islam liberal dengan beberapa pengertian yang amat beragam. Bagi mazhab liberal, yang paling penting adalah perlunya tradisi kritis dan dekonstruksi atas pemahaman alam yang telah beratus-ratus tahun berkembang. Islam liberal bukanlah islam yang membebaskan kepada penganutnya untuk berbuat sesuka hati menafsirkan ajaran islam, islam liberal hanya memberikan kembali terhadap pemikiran, paham, pendapat, gagasan, pranata yang dihasilkan masa lalu untuk dikontekstualkan dan dirubah sesuai dengan tuntutan zaman. Agenda politik yaitu sikap politik kaum muslimin dalam melihat sistem pemerintahan yang berlaku sistem teologis.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline