Lihat ke Halaman Asli

Bisikan Hati Untuk Tuhan

Diperbarui: 24 Juni 2015   07:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

“Ku buka pintu kamarku, 4 tahun telah ku tinggalkan rumah yang berlapis seng berkarat ini.

Lalu hari ini aku kembali pulang dalam kesedihan yang menyelimuti nadi dan darahku. Ruang kamar ini menjadi saksi betapa aku mencintainya, dulu. Ada sesuatu yang tidak aku lupakan saat dia menelpon, mengucap kata rindu dengan kalimat “ selamat pagi sayang, aku rindu kamu “.

Dear diary, apakah engkau menyimpan kenangan kami dulu? Apakah ia mendengarkan jeritan hatiku yang kehilangan? di saat aku sedang dalam api asmara yang tak bisa di padamkan? Aku tau kami begitu berbeda. Tembok itu sangat tinggi untuk di lewati. Aku sangat sadar, Tuhan memang satu, hanya saja kami yang berbeda. Tapi tidak untuk cinta! Apa itu salah ? ku temukan dia lewat sentuhan-sentuhan lembut dari tangannya. Dia memberikanku kasih yang seutuhnya, dia selalu ada  di saat suka dan duka. Kami saling melengkapi Tuhan, lalu mengapa Engkau memisahkan kami?

Seandainya waktu bisa ku putar, dan tragedi itu kembali terjadi. Takkan ku biarkan ia pergi saat hujan turun deras. Dia memaksakan dirinya untuk menemuiku karena waktu itu aku dalam keadaaan sakit, dilawannya hujan , jalanan yang licin membuatnya tidak bisa mengendalikan kendaraan. Aku tak tau , ternyata  malaikat utusanMu menunggu detik-detik itu. Hatiku hancur. Sakitnya mendalam. Engkau ambil kekasih yang bertahun-tahun menemaniku,  air mata ku tak berhenti mengalir saat ku tau dia sudah tidak bisa menyentuh lembut pipiku, lalu membuatkanku secangkir kopi hangat, merapikan kemejaku di pagi hari, melengkukan bibir lewat lembah yang ternaungi.

Tuhan, Engkau sudah tau betapa dia sangat berarti bagiku. Sampaikan salam cintaku lewat malaikat penyampai wahyuMu. Dunia boleh terpisah, namun tidak untuk aku dan dia.

Mungkin rasa sayangku  sekecil partikel di banding rasa sayangMu padanya, Tuhan. Aku ikhlaskan kasihku, namun,….. aku mohon…pertemukan kami di lain waktu…”




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline