Lihat ke Halaman Asli

Ayu Oktavianti

guru dan pecinta kuliner nusantara

Menulis Teks Eksposisi Menggunakan Media Gambar di SMPN 20 Kota Serang

Diperbarui: 12 Desember 2022   00:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Membimbing penyelidikan dalam kelompok kecil (dok. pribadi)

Menulis teks eksposisi bagi anak SMP bukanlah hal yang mudah. Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi guru bahasa Indonesia, termasuk saya. Pembelajaran ini cenderung membosankan apalagi bagi anak-anak yang  kurang berminat dalam pelajaran bahasa Indonesia. Sebagian besar anak beranggapan bahwa menulis adalah pelajaran yang sulit. Rata-rata mereka kesulitan dalam pemilihan kata dan menuangkan ide ke dalam bentuk tulisan. Hal ini diperparah juga dengan media yang kurang tepat dalam pembelajaran.

Keterampilan menulis hanya dapat diperoleh dan dikuasi dengan  praktik dan banyak latihan seperti keterampilan menulis teks eksposisi. maka, saat ini  yang menjadi latar belakang masalah siswa dalam menulis teks eksposisi yang belum tepat. yaitu, rendahnya siswa dalam membaca sehingga sulit menentukan pilihan kata dalam menulis teks eksposisi, dan guru belum menggunakan media pembelajaran yang inovatif untuk menggali kreativitas siswa dalam menulis teks eksposisi. Dalam beberapa bulan terakhir. saya ikut belajar di kelas PPG Untirta mengingat begitu banyak tantangan yang dihadapi setiap calon penghuni masa depan salah satunya adalah karakteristik siswa yang bermacam-macam. Dan anak didik kami juga di SMPN 20 Kota Serang akan memasuki masa depan dimana mereka juga harus mendapatkan pembelajaran yang baik sehingga dampaknya siswa mendapatkan pengalamn belajar yang menyenangkan dan hasil pembelajaran maksimal. Banyak pihak yang terlibat dalam menghadapi tantangan salah satunya siswa kelas VIII A sebagai subjek dalam kegiatan pembelajaran menulis teks ekposisi.

sebagai guru bahasa Indonesia, kami harus bisa menghadapi tantangan tersebut agar pembelajaran menyenangkan sehingga siswa betah di kelas. Salah satu langkah-langkahnya adalah memberi pemahaman kepada siswa tentang model pembelajaran yang akan digunakan agar siswa mengerti langkah-langkah dalam model pembelajaran tersebut. karena itu, guru sudah saatnya mengambil peran untuk menyelamatkan masa depan anak didik melalui berbagai cara yang inovatif, relevan dalam pembelajaran.

psetelah beberapa bulan mengikuti PPG, terutama setelah menjalankan praktik mengajar, saya merasa bahwa model pembelajaran problem based learning (PBL) dapat membantu guru menjadi lebih mudah dalam melaksanakan pembelajaran. Mayoritas siswa terlihat antusias dengan kegiatan pembelajaran melalui model PBL dengan menggunakan media gambar. Pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan membawa pengaruh-pengaruh psikologis yang positif terhadap siswa.

      Dari hasil refleksi pembelajaran yang dilakukan siswa melalui google form dapat disimpulkan bahwa 100% siswa senang dengan pembelajaran model Problem Based Learning menggunakan media gambar kegiatan tersebut dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam menulis teks eksposisi dengan baik. Selain itu, faktor yang menjadi keberhasilan dalam aksi ini adalah penggunaan media gambar dalam menulis teks eksposisi membantu siswa lebih mudah dalam menuangkan ide dan pilihan kata secara runtut dan terarah.

      Melihat beberapa uraian di atas dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran inovatif dapat tercipta jika model dan media pembelajaran yang ditentukan tepat dan sesuai dengan kebutuhan siswa.

guru bahasa Indonesia SMPN 20 kota Serang

Pembelajaran ini sudah direview dosen pembimbing Arip Senjaya dan guru pamong Saroh Jarmin




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline