Lihat ke Halaman Asli

Terapkan Ujian dengan Model TGT, Belajar Matematika Lebih Menyenangkan

Diperbarui: 3 Desember 2023   21:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Penerapan TGT dalam penilaian tengah semester (dokpri)

Asistensi mengajar merupakan salah satu program dari Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang dilaksanakan di satyan pendidikan. Program ini hadir sebagai wadah bagi para calon pendidik untuk mengasah kemampuannya, serta memperoleh pengalaman dengan melakukan praktik langsung di satuan pendidikan berbekal dari ilmu yang diperoleh semasa di bangku perkuliahan. Selain itu, asistensi mengajar juga bertujuan untuk meningkatkan pemerataan kualitas pendidikan sesuai dengan perkembangan IPTEK. Program Asistensi mengajar dilaksanakan selama satu semester, dengan rentang waktu penugasan di sekolah adalah kurang lebih empat bulan. Sebelum memulai masa penugasan di sekolah, mahasiswa Tim Asistensi Mengajar telah mendapatkan pembekalan oleh pihak kampus seputar program ini.

Sebelum menjalani penugasan di sekolah, tentunya pembekalan saja tidak cukup dianggap sebagai persiapan yang matang. Mahasiswa menambah persiapan tersebut dengan mengulang kembali materi-materi yang telah dipelajari di bangku perkuliahan, terutama mata kuliah yang berhubungan dengan praktik mengajar di sekolah. Mata kuliah yang dimaksud adalah seperti Praktik Pembelajaran Mikro, Strategi Pembelajaran, Tren Pembelajaran, dan lain sebagainya. Sehingga, mahasiswa menjadi lebih siap untuk melaksanakan penugasan asistensi mengajar di sekolah.
Kegiatan asistensi mengajar dilaksanakan di sekolah-sekolah yang telah menjadi mitra dan menjalin kerja sama dengan Universitas Negeri Malang (UM). salah satu sekolah yang menjadi mitra dengan Universitas Negeri Malang adalah SMK Muhammadiyah 2 Malang. Sekolah ini berlokasi di Jl. baiduri Sepah 27 Tlogomas, Lowokwaru, Kota Malang. SMK Muhammadiyah 2 Malang memiliki lima program studi, yakni Manajemen Perkantoran dan Layanan Bisnis (MPLB), Akuntansi dan Keuangan Lembaga (AKL), Desain Komunikasi Visual (DKV), Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ), dan Bisnis Daring dan Pemasaran (BDP). Kegiatan asistensi mengajar di sekolah dimulai dari tanggal 14 Agustus hingga 4 Desember 2023. Selama menjalani penugasan di sekolah, mahasiswa berkolaborasi dengan guru pamong dalam menjalankan pembelajaran di kelas. Selain itu, mahasiswa juga menambah pengalaman dan ilmu dengan sering berkonsultasi dengan guru pamong, misalnya ketika melakukan pembelajaran di kelas
Melaksanakan pembelajaran di kelas merupakan salah satu hal yang menyenangkan namun cukup menantang bagi mahasiswa. Hal tersebut disebabkan  banyaknya pengalaman berharga yang diperoleh, serta ilmu-ilmu baru yang selalu bermunculan secara tak terduga. Namun, setiap proses pembelajaran tentunya tak terlepas dari tantangan. Beberapa hambatan mulai dijumpai mahasiswa selama proses pembelajaran. Terlebih lagi pada pembelajaran matematika, ditemukan hambatan berupa rendahnya minat belajar siswa di kelas.

Salah satu siswa mengungkapkan, bahwa penyebab rendahnya minat belajar matematika adalah siswa merasa kesulitan memahami materi yang diajarkan oleh guru. Siswa yang lain menambahkan, bahwa ia tidak berminat mempelajari matematika disebabkan dalam proses pembelajaran dirasa kurang menarik. Hal ini menjadi sebuah motivasi dan tantangan bagi mahasiswa untuk mengubah stigma yang menganggap bahwa matematika adalah pelajaran yang sulit, tidak menarik, membosankan, dan sebagainya.

Berbekal materi yang dipelajari di bangku perkuliahan, tentang berbagai macam metode pembelajaran matematika di sekolah. Mahasiswa program studi S1 Pendidikan Matematika menginisiasikan untuk mempraktikkan salah satu metode pembelajaran matematika, yakni Team Games Tournament (TGT). Bersamaan dengan adanya penilaian tengan semester berbasis proyek, dirasa menjadi waktu yang tepat untuk menggunakan metode TGT dalan proses penilaian. Melalui penerapan metode ini, diharapkan dapat mengubah pandangan siswa bahwa matematika merupakan pelajaran yang monoton dan membosankan.

Sebelum menerapkan metode pembelajaran TGT, mahasiswa menyiapkan beberapa media yang diperlukan. Mulai dari sistem game, soal-soal, kartu, lembar jawaban, slide power point, stopwatch, hingga reward untuk pemenang. Sistem permainan ini tidak jauh berbeda dengan sistem olimpiade. Permainan terdiri dari 3 babak yakni babak penyisihan, semifinal, dan final. Pada babak penyisihan, siswa bekerja secara individu dalam mengerjakan satu soal uraian singkat. Bagi 18 siswa pertama yang paling cepat dan atau menjawab dengan benar, berhak lolos menuju babak semifinal. Selanjutnya pada babak semifinal, siswa dibagi menjadi 6 kelompok yang beranggotakan masing-masing 3 orang. Setiap dua kelompok akan melakukan battle dengan mengerjakan tiga soal kontekstual untuk memperebutkan posisi menuju babak final. Bagi tiga kelompok yang memenangkan battle, akan melaju ke babak final yakni cerdas cermat. Pertanyaan akan ditayangkan menggunakan slide powerpoint. Jawaban benar mendapatkan 100 poin, dan jawaban salah mendapatkan 0 poin. Sedangkan tim yang menjawab benar setelah tim lain salah, akan mendapat 50 poin.Tim dengan poin terbanyak adalah pemenang dan akan mendapatkan reward.

Penerapan TGT dalam penilaian tengah semester (dokpri)

Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, penerapan metode TGT terbukti mampu meningkatkan minat serta ambisi siswa untuk mengikuti pembelajaran matematika. Siswa yang terbiasa pasif akan terdorong untuk aktif memperebutkan poin dengan tim lawan. Sehingga, dapat diketahui bahwa penerapan metode pembelajaran yang interaktif dapat membantu meningkatkan minat belajar siswa terhadap matematika.Uraian di atas merupakan sebagian kecil dari begitu banyak pengalaman berharga yang didapatkan oleh mahasiswa asistensi mengajar. Melalui program ini, banyak hal yang dapat dipelajari seperti kemampuan pengelolaan kelas, public speaking, berkomunikasi dengan berbagai pihak, keterampilan dalam berbicara, kreativitas dalam mengajar, banyak mencoba hal baru, dan sebagainya. Selain itu hal yang tak kalah penting adalah belajar bagaimana berperilaku santun, bertutur kata baik, dan juga menaati aturan-aturan yang berlaku.
Oleh sebab itu, penulis beserta rekan-rekan asistensi mengajar khususnya dari S1 Pendidikan Matematika Universitas Negeri Malang mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh pihak terkait yang membantu kelancaran program asistensi mengajar ini. Tentunya, penulis bersama rekan-rekan Tim Asistensi Mengajar tidaklah luput dari kekurangan, sehingga kami selalu terbuka atas kritik dan saran yang membangun guna refleksi diri untuk yang lebih baik di masa mendatang. Semoga kebermanfaatan program asistensi mengajar dapat tersampaikan dan dirasakan oleh berbagai pihak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline