Lihat ke Halaman Asli

Student Justice

Diperbarui: 24 Juni 2015   15:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Terdidik menciptakan ketidakadilan. Ini benar-benar yang aku rasakan sebagai seorang mahasiswa yang telah menduduki semester akhir jenjang program diploma di perguruan tinggi swasta Balikpapan. Salah satu alasan yang memicuku untuk melanjutkan kuliah lagi di universitas negri yang mungkin disana mahasiswa nya bisa merdeka dengan apresiasi dan keinginan mereka. Bukan ! bukan salah akademik melainkan susahnya menyadarkan individu setiap teman-teman disana bahwa kemerdekaan setiap mahasiswa bukan ditangan akademik, tapi ditangan mahasiswa itu sendiri. Intinya mereka terlalu menundukkan kepala untuk akademik.

15 April 2013, waktu yang dengan siapa mahasiswa dapat mengikuti mata kuliah advanced writing selanjutnya dengan persyaratan-persyaratan yang berlaku, pastinya mahasiswa yang peduli diri sendiri yang membuat dosennya tidak merasa mencari mahasiswa tapi mahasiswa lah yang mencari dosen, tentunya mahasiswa-mahasiswa yang selalu menghargai waktu yang berhak mengikutinya. Aku ga tau apa yang salah sama pemikiranku atau aku yang selalu berpikir berbeda, shock ketika akademik mencantumkan nama mahasiswa-mahasiswa yang masuk kedalam kelas bisa dikatakan seminggu sekali. Apa kabar mereka yang seminggu 5 hari dalam seminggu selalu duduk dalam kelas berjuang demi toga dan ilmu dalam keadaan lelah sehabis pulang kerja ?

Lambat sadarnya bahwa kampusku adalah kampus yang setara dengan jenjang “Senior High School” mengapa bisa demikian ? mengapa aku menuliskan keluh kesah ku disini setelah hampir 3 tahun aku mengabdi di kampusku. Bukan halnya membanggakan diri sendiri, sebagai ketua BEM masa jabat 2011-2012 yang sekarang menjabat sebagai ketua DEMA masa jabat 2012-2013 yang telah berusaha meyakinkan teman-teman mahasiswa bahwa banyaknya ketidakadilan dikampus kami, tapi apa yang aku dapat tidak sesuai dari yang diharapkan. Tidak adanya dukungan teman-teman mahasiswa untuk mengajukan keberatan-keberatan yang seharusnya menjadi suara mahasiswa, tidak adanya respon akademik yang seharusnya mendengarkan mahasiswa, tapi selalu adanya pemikiran-pemikiran dan ide-ide akademik yang sering sekali sebenarnya tidak dapat diterima secara logis.

ayunita

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline