Parents Fighting Affect Children
Seiring bertambahnya usia, seseorang akan mengalami perubahan secara fisik maupun mental. Banyak orang yang terus bertumbuh tanpa menyadari ada luka batin yang dirasakan inner child dalam diri mereka selama masih dalam waktu pengasuhan orang tua. Inner child atau "anak batin" merupakan pengalaman masa lalu yang belum mendapatkan penyelesaian dengan baik.
Setiap individu pasti memiliki pengalaman-pengalaman yang unik dapat berupa tantangan atau luka. Sisa dari pengalaman tersebut dapat membentuk sebuah karakter seserang saat dewasa nanti.
Pengalaman traumatis pada masa lau yang akhirnya berdampak negatif pada pembentukan karakter seseorang dan dapat berpengaruh terhadap proses pendidikan.
Dengan terbentuknya inner child berpengaruh terhadap kepribadian seseorang dan memberikan efek bagaimana seseorang bersikap atau bertingkah laku di masa yang akan datang.
Hal tersebut bisa mejadi pendrong atau penghambat individu untuk tumbuh dan berkembang, tergantung setiap individu bagaimana cara menyikapinya.
Penyebab dari inner child terluka antara lain:
- Hubungan orang tua yang kurang harmonis
- Kehilangan orang terdekat
- Korban kekerasan fisik maupun psikis selama masa kanak-kanak
- Terisolasi dari dunia luar
- Korban bullying
Jika inner child sudah terluka dan terbawa hingga dewasa maka muncul karakter-karakter buruk seperti kesulitan untuk fokus atau berkonsentrasi, kendala mengatur emosi, terlalu keras untuk mengkritik diri sendiri, insecure, cemas ketika berhadapan dengan hal yang baru, dan lain sebagainya.
Lalu jika inner child terbawa hingga dalam kehiduan dewasa maka apa yang harus dilakukan ketika inner child terluka?
Langkah awal dalam penyembuhan sebaiknya konsultasikan langsung ke psikolog atau psikiater, melakukan kegiatan self-care, dan refleksi diri.