Menulis jurnal pada umumnya masih sejenis dengan menulis dalam sebuah buku harian. Kegiatan tersebut dalam mewakili berbagai macam perasaan seseorang dalam kurun waktu tertentu. Dewasa ini, semakin cangggihnya teknologi banyak orang mulai berbondong meninggalkan tren menulis jurnal ini. Sebagian dari mereka lebih senang jika menyimpan sebuah memori sebatas mengabadikan dalam sebuah gambar atau catatan digital pada gawai mereka.
Bullet Journal, merupakan tren awal dari Korea dan Jepang yang mulai mempromosikan kebiasaan menulis buku harian dengan cara yang berbeda. Dalam kegiatan ini, seseorang diajak untuk lebih memberikan sentuhan esetetik dalam setiap lembaran bukunya. Tujuannya tidak lebih selain mengasah keterampilan, catatan yang dibuat dapat lebih menarik semangat melakukan sesuatu bagi pembuatnya.
Setelah mendengar pengumuman pemerintah terkait adanya PSBB kembali, tren 2021 kegiatan menulis jurnal ini diharapkan dapat menjadi hiburan kala banyak pekerjaan, tugas yang dikerjakan dari rumah. Beberapa orang mungkin merasa kewalahan dan mulai merasakan jadwal berantakan di awal tahun bingung menyelesaikan pekerjaan mana yag harus segera dituntaskan. Maka dari itu, kegiatan ini muncul berpeluang untuk menjadi alat bantu dalam meminimalisir dampak negatif dari stres akibat banyaknya pekerjaan. Melampiaskan emosi melalui jurnal atau buku harian memiliki damak positif lebih bagi kesehatan mental pembuatnya. Beberapa diantaranya
Meningkatkan fungsi kognitif. Terkadang, menulis di atas kertas dapat secara alamiah membuat penulis terbawa dan menuangkan secara jujur terhadap perasaan yang sedang dialami. Setelah selesai menulis, biasanya akan terasa dampak setelah beberapa hari kemudian membacanya ulang. Hal itu dapat membantu mengendalikan emosi
Menstabilkan kondisi emosional. Dengan membuat jurnal, artinya pembuatnya telah menyetujui untuk memberi kesempatan otak mengatur emosi selama penulisan atau pembuatan jurnal berlangsung. Denagn melampiaskan emosi melalui tulisan tersebut, kepercayaan diri akan munncul secara positif.
Menangkal efek negatif stres. Mengalami stress adalah kondisi yang pernah dialami oleh kebanyakan orang. Mungkin memang tidak bisa sepenuhkan memberantas, tetapi bisa ditangkal dengan melakukan kebiasan membuat jurnal tiap harinya. Dengan menyelesaikan jurnal kemudian membaca dikemudian hari akan membantu mengenali pembuat jurnal mengetahui pemicu stress yang dialami. Setelah itu, ide untuk menyelesaikan masalah tersebut akan muncul dengan sendirinya.
Setelah mengetahui ada banyak keuntungan dalam membuat jurnal, terkadang diantara kita massh saja bingung bagaimana cara memulai membuat bullet journal ini. Karena tujuan dari pembuatan jurnal ini selain sebagai catatan buku harian, perbedaan bullet journal terletak pada penampilan menarik lembar demi lembar buku penulis. Agar jurnal kamu terlihat rapi dan penuh makna. Hal berikut perlu kamu perhatikan
Tentukan tema dari layout jurnal. Sebelum memulai menulis, ada baiknya menyiapkan alat tempur yang akan dibuat untuk dekorasi buku. Seperti halnya selotip warna, stabile, kertas Koran, stiker, dan barang-barang menarik yang mendukung tema jurnalmu.
Buat jurnal sesuai keinginan. Karena isi jurnal tidak melulu berupa kalender tiap tahun. Bullet jurnal juga bisa berisi pengingat akan rencana rencana kegiatan yang akan dilakukan Beri penanda pemisah tiap minggunya akan mempermudah proses pembuatan jurnal.
Jangan hanya sekedar menulis, tapi kerjakan. Jika jurnal yang ditulis kebanyakan berupa rangkaian target harian, minggua, bulanan, bahkan tahunan. Upayakan dapat merealisasikan apa yang telah direncanakan. Jika telah berhasil melakukan apa yang direncanakan maka jurnal tersebut telah berhasil menjadikan pembuatnya benar-benar ingat akan apa yang menjadi targetnya.
Tren membuat bullet jurnal memang dapat membantu memberi dampak baik bagi kesehatan mental seseorang. Tetapi bukan berarti hal ini dapat menjadi solusi bagi seseorang yang sudah sangat merasa terganggu kesehatannya. Mendatangi ahli sepertinya pilihan yang lebih baik~