Lihat ke Halaman Asli

Cemas yang Berujung Melemahkan

Diperbarui: 15 Februari 2019   14:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi oleh istocks

Menjadi orang tua tentu sangat wajar jika memiliki perhatian khusus terhadap tumbuh kembang anaknya. Biasanya, kekhawatian itu justru semakin mengganggu anak keika tindakan yang dilakukan orang tua terlalu berlebihan. 

Hal tersebut mungki dilakukan agar masalah yang dihadapi anak segera usai. Namun, justru hal seperti itulah yang menjadikan anak tidak memiliki ruang untuk memikirkan jalan keluarnya sendiri. Akibatnya, anak akan mudah mencemaskan keadaan. Bila menemui dirinya dalam permasalahan yang cukup kompleks.

Penelitian oleh Journal of Clinical Child and Adolescent Psychology memaparkan mengenai gangguan cemas pada anak yang bersifat kronik aan bertahan hingga dewasa. Dalam istlah pengasuhan, kita mengenalnya denga nama Helicopter parenting

Sebuah tindakan pengasuhan yang selalu ingin melindungi anaknya dari berbagai masalah. Sekilas memang terlihat sepele, namun dampak penerapan ola asuh ini cukup rumit. Pasalnya, jika orang tua tidak segera memberhentikan tindakan tersebut. Anak akan mengalami kesulitan yang signifikan.

Beberapa perilaku anak yang mencerminkan dampak pola asuh Helicopter Parenting adalah sebagai berikut

Takut menyampaikan gagasan

Anak sulit bergaul

Tidak mandiri

Rasa Percaya dirinya turun

Lalu, bagaimana jika cara mendidik anak ini terlanjur  diterapkan dalam kehidupan ehari hari, adakah cara yang dapat menanggulangi atau setidaknya menumbuhkan kembali hawa percaya diri bagi si anak.

Tentulah ada, asal orang tua selalu berupaya untuk tidak lagi membantu memecahkan masalah anak. Orang tua berupaya untuk perlahan lahan membiarkan anak menentukan pilihannya sendiri. Setidaknya dengan begitu ia akan merasa nyaman. Orang tua juga sudah tidak perlu repot untuk memposisikan anak bak ratu atau raja yang setiap keinginannya harus dipenuhi. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline