Lihat ke Halaman Asli

Puisi | Seorang yang Menghidupkan Mimpi

Diperbarui: 27 Desember 2018   00:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sosok yang sama namun bermakna beda untuk saat ini. Perlahan namun pasti, waktu terus menunjukkan kecepatannya dalam bergerak. Bulan demi bulan tak terasa telah dilalui bersama. Memasuki penghujung tahun, pertanda akan ada kejutan menarik dalam perjalanan  hidupmu.

Benar, tepat empat hari sebelum pergantian tahun nanti kau memasuki kepala dua. Proses yang cukup terasa hingga sampai titik ini. Klise memang. Namun Selamat, kataku. Maaf bila aku tak bisa selalu membersamaimu. Pun dengan ucapan yang kutulis secara tidak langsung ini semoga tak membuahkan sesal dalam dirimu

Harapku tak banyak untukmu. Seperti pada tahun tahun sebelumnya. Cukup terpenuhi semua kebutuhan bahagiamu saja itu saja aku turut senang mendengarnya dan turut merasakannya. Terlebih dengan bonus tercapainya setiap mimpi mimpi besar itu.

Seseorang yang selalu mengeluhkan tugas yang menumpuk dikala libur telah terlihat jelas di pelupuk mata.  Semoga bosan tidak sampai merayu semangatmu untuk terus menghidupkan mimpi ya. Jika boleh flashback, bukankah kau pernah memintaku untuk tidak kalah meski tak ada satupun dukungan dari orang sekitar? Selama semesta masih mendukung, aku selalu yakin terhadapmu yang selalu sukses membuatku tersenyum itu. 

Malang 27 Desember 2018

Dari Alfi, untuk kamu.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline