Lihat ke Halaman Asli

ProLabs, Bermain Sarana Menghilangkan Momok Belajar pada Anak

Diperbarui: 9 November 2018   11:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saat Penyampaian Materi (Dokpri)

Beberapa waktu lalu saya mendapat kesempatan berkolaborasi dalam proyek sosial dari Indonesia Future Leader (IFL) Chapter Malang. 

Saya yang mewakili dari komunitas Dulinan beserta dua komunitas lain yaitu Rumah Literasi Merdesa dan Lembar Harapan dipertemukan untuk memberikan ilmunya sedikit mengenai pembelajaran bahasa inggris yang menyenangkan bagi anak usia kelas 4-6 Sekolah Dasar (SD).

Permasalahan yang kami temui kepada target belajar pada waktu itu ialah masing masing dari anak merasa kesulitan saat belajar bahasa inggris di bangku sekolahnya. Hingga kami berinisiasi untuk membuat mini project agar mereka mau menyenangi dulu apa itu bahasa yang asing dalam hidupnya.

Dalam proyek kolaborasi ini, materi yang kita ajarkan masih sebatas pengenalan dasar agar anak mau menyukai dulu apa itu bahasa asing. Khususnya adalah bahasa inggris. Berbekal pengetahuan dari masing masing komunitas dan melalui diskusi panjang hingga terlaksanalah kegiatan yang bertajuk Class of The Heroes pada 4 November lalu bersama adik binaan Rumah Literasi Merdesa.

Seluruh dari kami menganggap jika permainan merupakan solusi dalam mengajak anak usia dini untuk lebih cepat mencapai proses paham dalam pembejaran. Tentunya permainan tersebut dalam skala yang memiliki nilai edukasi. Seperti halnya yang telah saya rangkum di bawah ini.

Learning with Picture
Pengenalan mengenai kosakata yang paling efektif ialah dengan memanfaatkan media pembelajaran yang berasal dari gambar. Dalam Prolabs ini, kami sengaja mengenalkan kosakata berbahasa inggris dengan contoh nyata ditujukan agar anak dapat sekaligus membayangkan jenis dari arti kosakata yang telah dipelajari.

Dokpri

Forum Discussion Group
Setelah anak dibekali materi yang bersifat individual, kami mengarahkan mereka untuk mengelompok dan mengulangi kembali materi yang telah diberikan melalui gambar pada waktu sebelumnya. Model belajar yang diterapkan adalah memberikan soal kemudian mengoreksinya secara berkelompok dan kemudian dilanjutkan dengan diskusi.

Dokpri

Simon Says
Simon Says sendiri merupakan jenis permainan yang ditujukan untuk mengembalikan fokus anak terhadap kosakata baru yang telah diterima. Anak diarahkan untuk mengikuti pemandu dengan fokus terhadap perintahnya. Dengan begitu pelajaran yang dapat diambil adalah meningkatkan fokus terhadap sebuah perintah.

Dokpri

Flash Card
Model belajar yang memanfaatkan kertas dan gambar yang memerintahkan anak untuk menempelkan bahasa inggris yang tepat sesuai dengan gambar yang ada

Dokpri

 Sedehananya, target utama dalam sebuah pembelajaran adalah kegiatan yang tidak meberatkan. Melalui sarana permainan ini diharapkan anak akan menjadi lebih senang dan tentunya nyaman dalam belajar. Mereka akan merasa tidak terbebani oleh setiap perintah atau aturan yang dikemas dalam bentuk yang menggembirakan. Bahkan jika ada hukuman pun dalam sebuah permainan edukatif. Hal itu justru membuat anak merasa lebih tertantang lagi untuk memperbaiki ketertinggalan dari lawan mainnya.

Dalam kegiatan belajar mengajar, hal yang terpenting ialah proses penyampaian materi terhadap anak didik. Jika ingin materi tersebut mudah dipahami anak, maka seorang pengajar harus pandai pandai menyajikan dalam bentuk yang sedemikian menarik agar anak tidak mudah bosan dan tentunya cepat paham.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline