Menulis adalah aktivitas unik yang kini menjadi makanan sehari hariku. Kegiatan pengisi waktu luang diluar pendidikan formal ini semakin menjadi jadi sepanjang perlajanannya. Pasalnya, semakin kesini, semakin banyak proyek menulis yang mulai diikuti. Mulai dari kepentingan pribadi, hingga yang tengah berjalan adalah untuk kepentingan kegiatan bakti sosial. Semua berjalan dengan begitu saja.
Ada ada saja ya, ulah dari orang yang berkecimpung di ruang kegemarannya. Mulai dari pagi hingga bertemu pagi lagi, Ia bahkan rela memberikan waktunya. Apa lagi, jika bukan untuk menulis? Tentunya sudah menjadi kegiatan wajib yang tidak boleh terlewatkan barang satu harinya.
Mengenai kegemaran menulis, kapan lagi seseorang dapat melakukan kegiatan hobi sekaligus bernilai donasi/ibadah? Untuk itu, dalam kesempatan emas ini. Salah satu teman saya sekaligus founder komunitas gemar menulis @NulisKeroyokan ini tengah mengadakan sebuah proyek bersama. Melibatkan kurang lebih 100 orang sebagai kontributornya. Yang pada akhirnya, keuntungan penjualan akan diserahkan kepada korban gempa di Lombok.
Mereka yang mengisi buku bertemakan ujian-takdir-ikhlas ini, nantinya akan mengutarakan gagasannya melaui cuplikan kata. Bukankah dengan begini sudah termasuk dalam meringankan beban sesama? Terjadi simbiosis mutualisme didalamnya. Penulis secara langsung karyanya bisa dinikmati khalayak. Sedang yang tidak langsung, para korban bencana pun juga dapat merasakan kesenangan dengan bantuan yang ada.
"Melakukan bantuan tidak selalu berbentuk materi. Melalui hal hal inilah, harapan agar empati ada dalam setiap warga negara semakin besar." ~Alfiyahqa
Semoga niat baik kami, mendapat restu dari Semesta. Dan pembaca sekalian dapat menikmati hasil karyanya~
Dari kota yang syarat akan perjuangan.
Malang, 12 Agustus 2018.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H