Lihat ke Halaman Asli

Puisi | Menghitung Hari

Diperbarui: 15 April 2018   00:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Lembar hitungan hari dibelakang pintu semakin hari semakin tipis kertasnya

Bersamaan dengan semakin nampaknya naluri sebagai manusia dalam diri kita

Rasanya belum puas


Kesempatan satu tahun hidup bersama nyatanya masih kurang

Jika boleh menambah porsi layaknya sebuah makanan enak disebuah restoran

Sudah pasti aku pribadi akan memesannya lagi dan lagi

Satu tahun yang sebenarnya memang tidak utuh ini sungguh menyisakan sebuah luka tanpa darah

Mulai fajar muncul hingga kembali ke peraduannya

Kita terlalu mengerti satu sama lain bukan

Mungkin juga terlalu romantis


Bahkan hal yang mungkin tidak akan terlupa adalah ketika salah satu dari kita menjadi pemadam lampu di malam hari

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline