Tahun-tahun yang paling berdampak pada perkembangan anak adalah usia anak sebelum memasuki sekolah.
Membaca, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai kegiatan melihat serta memahami isi dari sesuatu yang tertulis. Baik dengan lisan atau dalam hati.
Anak-anak memiliki kemampuan belajar sangat tinggi. Utamanya saat anak berusia balita. Dengan mudahnya menirukan perilaku-perilaku yang mereka lihat di lingkungan tempat tinggalnya. Metode mengenalkan bacaan kepada anak sejak usia dini sangatlah dianjurkan untuk dilakukan oleh Ayah Ibu sebagai upaya mengembangkan potensi anak.
Penelitian dari New York University, School of Medicine juga menyarankan untuk membacakan buku kepada anak sejak berusia 6 bulan atau usia prasekolah.
Untuk memperkuat beberapa pernyataan diatas, saya memiliki beberapa ringkasan argumen terhadap paparan singkat diatas.
Membantu Mengenal Bahasa dan Mengalami Perkembangan Bicara
Perkembangan bahasa terkait erat dengan kecerdasan seseorang dan perkembangan memorinya. Semakin banyak contoh dalam lingkungan tempat tinggalnya, anak akan semakin kentara belajar dengan meniru kebiasaan kedua orangtuanya.
Anak akan semakin pandai mengaitkan satu persatu dari hasil penglihatannya. Adanya pengenalan membaca kepada anak dapat menumbuhkan suasana yang menumbuhkan kosakata berbahasa baru yang kemudian mengektifkan anak untuk secara cepat mengalami perkembangan berbicara.
Merangsang Imajinasi dan Kreatifitas Anak
Bersumber dari inisiasi orang tua yang membacakan buku cerita secara bergantian dalam penggunaan tema bacaan pada setiap waktunya, menjadikan anak semakin membuka pikirannya.
Anak akan semakin tahu secara terus menerus. Mengingat setiap waktunya dia disuguhi dengan sesuatu yang berbeda. Sehingga menimbulkan sebuah daya pikir kritis kreatif dan inovatif yang muncul dari imajinasinya.