Lihat ke Halaman Asli

Ayunda Nana

Mahasiswa/Universitas Airlangga

Vokasi, Dipandang Sebelah Mata Namun Digencar oleh Pemerintah

Diperbarui: 3 Juni 2024   21:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

editting with canva by me

Paradigma bahwa pendidikan vokasi tidak sebagus pendidikan akademik di perguruan tinggi menjadikan vokasi sering kali dijadikan pilihan terakhir bagi siswa yang gagal dalam prestasi akademiknya. Masyarakat Indonesia yang selalu berpacu dengan gelar dan  bukannya pada keterampilan dan kompetensi menjadikan pendidikan vokasi dianggap remeh dalam penilaian mereka. Namun, kenyataannya pendidikan vokasi memiliki peluang tinggi dalam dunia kerja.

"Konsep pendidikan vokasi di IKN bisa mengadopsi apa yang sudah dilakukan Djarum Foundation. Konsep pendidikan seperti ini selaras dengan tujuan dari IKN sebagai kota pintar yang berkelanjutan."ujar Primadi Serad dalam Program Director Djarum Foundation.

"Hasilnya, pendidikan vokasi dapat menghasilkan lulusan yang cepat terserap di dunia kerja dalam dan luar negeri dengan kesempatan memperoleh pendapatan 2-3 kali di atas rata-rata," tambah Primadi.

Dalam perkembangan Indonesia, pemerintah membuat terobosan baru. Kini tengah marak-maraknya berita mengenai pembangunan IKN di Indonesia. IKN atau Ibu Kota Nusantara adalah program pemerintah sebagai upaya pemerataan di Indonesia. Pembangunan IKN tidak serta merta terjadi tanpa adanya alasan. Sejak dahulu kala Jawa adalah pulau yang menjadi pusat pemerintahan di Indonesia. Banyaknya masyarakat Indonesia yang merantau di tanah Jawa terutama di DKI Jakarta untuk mengadu nasib nya. Bertambahnya populasi di suatu daerah tentunya memengaruhi kondisi daerah tersebut. Tak dapat dipungkiri, kepadatan penduduk di Pulau Jawa, terutama di DKI Jakarta sering kali mengundang beberapa permasalahan yang sampai sekarang belum teratasi.

Dalam program IKN ini, terdapat beberapa progres pembangunan yang telah direncanakan pemerintah guna membentuk ibu kota yang baru. Pembangunan serta pengembangan infrastruktur hingga fasilitas guna menunjang keberhasilan pemindah ibu kota telah di rancangan pemerintah mulai dari lini pertama di tahun 2022 hingga lini ke lima di tahun 2045. Pembangunan besar-besaran ini tentunya membutuhkan tenaga kerja terlatih, disaat itulah vokasi hadir.

Keyakinan pemerintah melalui pendidikan vokasi untuk memaksimalkan pembangunan IKN sangat tinggi. Vokasi merupakan pendidikan tinggi yang ditunjukkan untuk kepentingan praktis agar memiliki pekerjaan keahlian terapan tertentu dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional. Pada pendidikan vokasi, mahasiswa di tuntun untuk mengembangkan keahlian terapan, beradaptasi pada bidang pekerjaan tertentu dan dapat menciptakan peluang kerja. Pendidikan vokasi sangat cocok bagi mereka yang telah jelas karir atau pekerjaan mereka di masa depan. Berbeda dengan pendidikan akademik yang menekankan pada teori, pendidikan vokasi lebih menekankan pada keahlian praktikal, sehingga tentu lebih banyak pratik dibandingkan teori, dan dengan alasan itu pendidikan vokasi ditawarkan lebih banyak institusi, baik itu universitas, kolese, politeknik, pusat pelatihan ataupun institusi-institusi lainnya.

Kebutuhan akan tenaga kerja yang meningkat seiring berkembangnya program IKN, menjadikan pemerintahan yang sejak Presiden Joko Widodo di priode kedua bersama dengan Wakil Presiden K. H. Ma'ruf Amin menaruh perhatian penuh pada pendidikan vokasi. Hal itu tertuang dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2019 tentang Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Perubahan yang paling mendasar dalam Perpres itu adalah adanya Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi (Ditjen Pendidikan Vokasi) di Kemendikbud. Kebutuhan akan lulusan vokasi juga tertulis dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 9 Tahun 2020 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 45 Tahun 2020 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementeian Pendidikan dan Kebudayaan, disebutkan Ditjen Pendidikan Vokasi terdiri dari 5 unit Eselon 2 yakni; Sekretariat Direktoral Jenderal Pendidikan Vokasi, Direktorat Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Pendidikan Tinggi Vokasi dan Profesi, Direktorat Kursus dan Pelatihan, Direktorat Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha dan Dunia Industri.

Peran vokasi sangat diperlukan demi pembangunan dan perkembangan di Indonesia. Paradigma miring mengenai pendidikan vokasi perlu di hilangkan. Pengurang minat pada pendidikan vokasi sama dengan menghambat rencana pemerintah guna mengembangkan Indonesia. Perlu adanya edukasi untuk masayarakat mengenai peran penting pendidikan vokasi agar pendidikan vokasi dapat berkembang dan tujuan untuk mengembangkan bangsa melalui program IKN dapat berjalan lancar.

Reference:

Konsep Pembangunan IKN. (2023).

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline