Lihat ke Halaman Asli

AYUNDA REGINAMAHARANI

NIM. 102111133187, IKM 3C, Prodi Kesehatan Masyarakat, FKM, Universitas Airlangga

Jasa Pesan-Antar Makanan: Apa Kelebihan dan Kekurangannya?

Diperbarui: 13 Juni 2022   07:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Perkembangan teknologi saat ini semakin cepat dan berdampak luas ke seluruh bidang kehidupan manusia. Peralihan aktivitas ke arah digital mulai terjadi. Apalagi hal ini juga didukung oleh kondisi dunia yang mengalami pandemi Covid-19. Perkembangan teknologi ini mendorong perubahan pola perilaku masyarakat. Saat ini, banyak sekali kita temukan aplikasi-aplikasi 

dengan fitur pemesanan atau pembelian secara online. Kita dapat langsung memesan apa pun dari rumah dan tinggal menunggu sampai pesanan kita datang. Fenomena ini tidak hanya merujuk pada alat ataupun barang tertentu saja, akan tetapi juga makanan dan minuman.

Kita ketahui saat ini penggunaan jasa pesan-antar makanan seperti GrabFood, GoFood, dan ShopeeFood sudah menjadi hal yang wajar, khususnya bagi mereka yang tinggal di kota-kota besar. Di kota besar, mobilitas penduduk sangatlah tinggi. Menurut kreditpintar.com, dengan hadirnya jasa pesan-antar makanan akan menghemat waktu dan tenaga sehingga kita dapat melakukan pekerjaan yang lain sambil menunggu. 

Selain itu, kita tidak perlu bersusah payah untuk mengantre. Dengan modal gadget kita bisa langsung memesan makanan atau minuman yang kita inginkan. Dan satu hal lagi yang paling disukai oleh banyak orang adalah diskon yang ditawarkan. Diskon-diskon ini dapat berupa diskon menu ataupun jasa antar.

Banyak keuntungan yang bisa didapatkan dari penggunaan jasa pesan-antar makanan ini. Akan tetapi, seperti yang kita tahu dibalik keuntungan tersebut juga tersimpan beberapa kemungkinan kurang baik yang bisa terjadi. Dilansir dari kreditpintar.com, hal yang sebagian besar orang khawatirkan adalah menu yang tidak sesuai dengan harapan, baik itu dari segi rasa, bentuk, maupun porsinya. 

Kemudian, harga menu juga menjadi persoalan tersendiri. Harga menu yang ditawarkan biasanya lebih mahal dari biasanya. Selain itu, ongkos kirim dan biaya pelayanan yang harus dibayarkan juga menambah total pembelian. Orang terkadang mengatasi masalah harga ini dengan menggunakan diskon yang tersedia. Namun, tentu saja ada syarat yang harus dipenuhi untuk bisa mendapatkan diskon-diskon tersebut.

Selain kekurangan tersebut, pemesanan makanan atau minuman secara online juga berdampak pada lingkungan. Dampak yang diberikan lebih cenderung kepada dampak negatif. Hal tersebut dikarenakan penggunaan plastik sekali pakai sebagai pembungkus menu yang dipesan. 

Dilansir dari lipi.go.id, Pusat Penelitian Oseanografi dan Pusat Penelitian Kependudukan LIPI memublikasikan hasil studi terkait dengan "Dampak PSBB dan WFH Terhadap Sampah Plastik di Kawasan JABODETABEK". Hasilnya, belanja online yang sebelumnya hanya 1-5 kali dalam sebulan, menjadi 1-10 kali dalam sebulan. 

Tingginya aktivitas pesan-antar makanan di Jabodetabek utamanya saat Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) meningkatkan jumlah sampah plastik yang digunakan.

Ketika memesan makanan secara online, menu-menu yang dipesan biasanya diberi kemasan plastik, selotip, bahkan bubble wrap. Penggunaan kotak nasi dari plastik ataupun styrofoam juga menambah jumlah sampah anorganik. Padahal penggunaan kotak nasi tersebut tidak akan dilakukan apabila kita pergi ke restoran sendiri.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline