Lihat ke Halaman Asli

Pojok Asrama 1

Diperbarui: 25 Juni 2015   06:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

senja itu, di pojokkan sepi kamar asrama, seorang gadis terisak tenggelam dalam tangisannya sendiri.setelah lama ia menunduk dan sesekali mengusap lelehan bening di pipinya, iya mengangkat wajahnya dan menunjukan wajah merananya sembari tatapan menerawang jauh ke luar jendela kusam itu. wajahnya jauh dari kata bahagia. tak ada seorang pun berada disampingnya untuk sekedar mengusap punggung atau menawarkan sapu tangan untuk menghapus sedikit kesedihannya. nampaknya ia pun tak mengharapkan kehadiran orang lain di dekatnya. bahkan seekor burung kecil pun diusir olehnya ketika bertengger di jendela itu.
masih di senja yang sama, di pojokkan asrama yang lain seorang pemuda duduk dan menggenggam sebuah handphone. kegalauan tak nampak dari sorot matanya. tetapi hatinya tengah bergejolak menahan sesuatu yang sulit untuk diungkapkan. sesekali dilihatnya layar handphone itu seseolah menunggu telpon masuk ntah dari siapa. kesabaran mulai menipis , dahinya berkerut menahan gejolak itu , tuts-tuts keypad handphone mengantarkannya pada gadis murung di pojok asrama yang lain.
terdengar alunan lembut nada panggilan di handphone." hallo Naa?" sapanya pada gadis murung di telepon segera setelah panggilan tersambung."hmmm?" jawab Naa terdengar menahan getar suarannya ."Na kamu gak apa-apa?" tanyanya." Iya Dhi," jawab Na."gimana Naa? "tanya Dhi."...." tidak ada jawaban dari Naa.
Dhi terdiam , menyadari ada sesuatu yang Naa tutupi darinya. Dhi tau apa yang terjadi sebenarnya, namun tidak mengerti harus berbuat apa. menghela napas panjang Dhi mencoba mengumpulkan keberaniannya untuk menenangkan hati Naa yang tengah kacau.

"Naa, aku . . . -tut tut tut- " belum sempat Dhi berkata Naa telah menutup telponnya.
sepertinya ada sesuatu antara dua insan yang sedang mojok di sudut asrama yang berbeda ini. entahlah apa sebenarnya permasalahan antara Naa dan Dhi . mungkin hanya semut merah yang berbaris di dinding itu yang tahu jawabannya.

kembali kedua insan ini terlarut dalam lamunan di pojokan asrama . .

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline