Apa sih itu stunting ?
Pada saat ini indonesia masih menghadapi permasalahan gizi yang berdampak serius terhadap kualitas sumber daya manusia (SDM). Salah satu masalah gizi yang yang menjadi perhatian utama saat ini adalah masalah stunting. Banyak sekali orang yang berargumen bahwa stunting itu hanya menyangkut gizi saja. Namun sebenarnya stunting itu jika di artikan secara luas, sebenarnya tidak hanya soal gizi tetapi ada soal kesehatan, air bersih, serta ketidakmampuan orang tua memberikan pengasuhan yang baik. Jadi yang menjadi penyebabnya itu bukan hanya karena seseorang itu mengalami kekurang gizi. Tetapi masih banyak faktor faktor di luar itu sendiri. Dapat kita ambil contoh kasus yaitu seperti dalam kasus pengasuhan orang tua, di mana orang tua tidak tau bagaimana cara pengasuhan anak yang baik orang tua tidak memperhatikan tingkat perkembangan atau tumbuh kembang yang terjadi pada anaknya. Berdasakan informasi yang beredar bahwasanya stunting ini lebih banyak ditemukan pada ibu yang berpendidikan rendah dibandingkan dengan ibu perpendidikan tinggi, Hal ini tentunya terjadi karena Ibu yang berpendidikan tinggi lebih lebih memahami tentang asupan gizi yang seharusnya diterima oleh anak.
Oleh karena itu sebenarnya peran keluarga juga menjadi kunci utama pada kasus stunting ini. Hal ini sendiri tentunya harus menjadi intervensi yang harus terintegrasi. Jika kita bicara stunting tidak cukup hanya dengan menyediakan makanan yang bergizi itu hanya menjadi salah satunya, tapi sebenarnya di balik itu masih banyak sekali terdapat faktor faktor lain yang menjadi dasar faktor penyebab stunting ini sendiri. Bukan hanya menggangu pertumbuhan fisik, anak anak juga mengalami gangguan perkembangan otak yang akan mempengaruhi kemampuan dan persentase kerja otak menjadi menurun. Selain itu anak yang menderita stunting akan memiliki riwayat kesehatan buruk karena daya tahan tubuh yang rendah sehingga pada akhirnya akan lebih rentan akan terkena stunting. Maka dari itu kasus stunting ini harus sesegera mungkin dapat teratasi karena stunting ini sendiri juga bisa menurun ke generasi berikutnya bila tidak ditangani dengan serius.
Lalu Apa saja yang menjadi kebijakan pemerintah dalam penanganan stunting ini?
Stunting menjadi isu yang mendesak bagi pemerintah untuk segera diselesaikan karena berdampak pada kualitas sumber daya (SDM) Indonesia di masa depan. Kebijakan dan regulasi yang dikeluarkan terkait upaya penanggulangan gizi buruk ini yaitu melalui program STBM, penyediaan jaminan kesehatan nasional (JKN), penyediaan jaminan universal (Jampersal), pemberian pendidikan pengasuhan pada orang tua, keluarga berencana (KB), akses air minum yang aman, akses sanitasi yang layak, serta peningkatan ketahanan pangan dan gizi. di sisi lain pemerintah telah memiliki sejumlah kebijakan dan regulasi terkait penanggulangan masalah stunting ini, di mana upaya yang dilakukan melalui intervensi sensitive yang dilakukan oleh lintas sektor di luar kesehatan. Faktor sosial ekonomi yang berpengaruh terhadap stunting, di antaranya masalah kemiskinan, tingkat pendidikan, dan pendapatan keluarga yang rendah. penanggulangan stunting di Indonesia sudah diatur oleh banyak regulasi dan memiliki kerangka kebijakan yang sangat baik. hanya saja implementasinya yang harus dioptimalkan.
Terlebih lagi pada saat ini fokus pemerintah tidak hanya menangani masalah stunting ini saja, tetapi seperti yang kita lihat pada saat ini fokus pemerintah yaitu menangani masalah covid19 yang sedang terjadi di Indonesia hal ini tentunya sangat berpengaruh terhadap dampak penanganan stunting di Indonesia. Namun, walaupun demikian pemerintah juga tidak acuh akan masalah stunting ini, pemerintah terus mengupayakan program-program yang difokuskan dalam penanganan stunting, agar angka stunting di Indonesia mengalami penurunan seebesar 2,5% setiap tahunnya, sehingga tahun 2024 kasus stunting diperkirakan dapat menurun sebesar 14%. Strategi penurunan angka stunting melalui edukasi dan pemenuhan kebutuhan gizi dan sanitasi perubahan perilaku.
Adapun capaian yang berhasil dilakukan pemerintah dari serangkaian intervensi yang diperoleh berupa penurunan prevalensi stunting, yaitu prevalensi balita sangat pendek menurun dari 18% di tahun 2013 menjadi 11,5% di tahun 2018, sedangkan prevalensi balita pendek mengalami kenaikan 0,1 % dari angka 19,2% menjadi 19,3%. Berdasarkan angka tersebut dapat dikatakan bahwa pemerintah cukup berhasil menekan angka stunting sehingga tidak mengalami kanaikan. Hal ini tentunya menjadi indicator capaian kinerja positif bagi pemerintah, meskipun begitu kinerja pemerintah perlu terus ditingkatkan mengingat beberapa capaian indikatir masih belum mengalami kenaikan yang signifikan. Yang menjadi program pemerintah untuk mencegah stunting ini yaitu berupa peningkatan gizi masyarakat melalui program pemberian makanan tambahan (PTM), sanitasi berbasis lingkungan, Anggaran setiap desa, serta pembangunan infastruktrur. Hal ini diharapkan nantinya dapat berjalan dengan optimal sehingga angka stunting dapat diperkirakan mengalami penurunan.
lalu bagaimana dengan tingkat kasus stunting di wilayah Aceh ini sendiri ?
Berbicara tentang kasus stunting di Aceh, pada saat ini Aceh menduduki peringkat tiga nasional untuk angka stunting. pemerintah aceh mampu menurunkan prevalensi stunting dari 41,5% di tahun 2013 menjadi 37,3%. Jika kita lihat berdasarkan kasus stunting di Aceh, pada saat ini kasus stunting di aceh ini sendiri sangat mengkhawatirkan. Berdasarkan hasil studi kasus gizi Indonesia tahun 2021, angka stunting aceh mencapai 33,18 persen sehingga masuk dalam 7 provinsi dengan kasus stunting tertinggi di Indonesia. di mana berdasarkan data yang di dapatkan angka stunting tertinggi di aceh ada di kabupaten Gayo lues sebesar 42,9%, kota subulussalam sebesar 41,8% dan kabupaten bener meriah sebesar 40,0%. sedangkan pada wilayah kota banda aceh dan sabang sendiri termasuk penurunan angka stunting yang cukup baik, yaitu dimana banda aceh masih berada pada angka 23,4%, sementara sabang 23,8%.
Dari peningkatan ini maka akan menjadi dorongan yang lebih lagi dengan di perlukan adanya perhatian khusus yang dapat membuat program program secara terarah guna mengatasi masalah stunting di aceh. namun pada saat ini program program tersebut sedikit terhambat akibat faktor pandemi. namun walaupun demikian pemerintah aceh bersama pemerintah kabupaten/kota di seluruh aceh juga dikatakan harus berbuat melalui berbagai kegiatan, seperti kampanye dan sosialisasi, mendorong rumoh gizi gampong. sampai pemanfaatan dana gampong untuk penanganan stunting dan gizi.
Melihat akan bahaya yang ditimbulkan akibat stunting, maka pemerintah terus berupaya untuk menurunkan prevalensi stunting. pemerintah membuat langkah untuk mengurangi prevalensi stunting yang sampai pada saat ini masih belum teratasi dengan baik. Maka dari itu, salah satu intervansi yang cukup efektif dilakukan adalah dengan cara menyiapkan generasi berikutnya agar kasus stunting ini dapat segara teratasi dan terselesaikan. maka untuk mempersiapkan generasi aceh yang unggul di masa mendatang langkah langkah sosialisasi harus segera di lakukan harus ada upaya untuk menekankan angka stunting di aceh yang mendukung dan bekerja sama untuk dapat menurunkan tingkat prevalensi kasus stunting ini menjadi menurun.