Usia dini merupakan periode awal yang paling mendasar dalam sepanjang rentang pertumbuhan serta perkembangan kehidupan manusia. Salah satu periode yang menjadi penciri masa usia dini adalah periode keemasan. Banyak konsep dan fakta yang ditemukan memberikan penjelasan periode keemasan pada masa usia dini, di mana semua potensi anak berkembang paling cepat. Hal ini menunjukkan bahwa betapa meruginya suatu keluarga, masyarakat dan bangsa jika mengabaikan masa-masa penting yang berlangsung pada anak usia dini.
Setiap anak terlahir dengan potensi yang berbeda-beda, memiliki kelebihan, bakat dan minat sendiri. Ada anak yang berbakat menyanyi, menari, matematika, olahraga dan lainnya. Kenyataan menunjukkan bahwa setiap anak tidak sama, ada yang sangat cerdas, ada yang biasa saja, dan ada yang kurang cerdas. Perilaku anak juga beragam. Oleh karena itu para pendidik anak usia dini perlu mengenal pembelajaran untuk anak yang berkebutuhan khusus. Dengan memahami kebutuhan khusus setiap anak diharapkan para guru mampu mengembangkan potensi anak dengan baik.
Anak usia dini sedang dalam tahap pertumbuhan dan perkembangan baik fisik maupun mental yang paling pesat. Pertumbuhan dan perkembangan telah dimulai sejak dalam kandungan. Selain pertumbuhan dan perkembangan fisik dan motorik, perkembangan moral (termasuk kepribadian, watak, dan akhlak), sosial, emosional, intelektual, dan bahasa juga berlangsung amat pesat.
Pendidikan bagi anak usia dini adalah pemberian upaya untuk menstimulasi, membimbing, mengasuh dan pemberian kegiatan pembelajaran yang akan menghasilkan kemampuan dan ketrampilan anak. Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitik beratkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar), kecerdasan, daya cipta, kecerdasan emosi, dan kecerdasan spititual.
Pendidikan anak usia dini yang orang tua berikan bagi anak merupakan suatu persiapan kematangan anak dalam menghadapi masa demi masa untuk perkembangannya di masa yang akan datang. Kesuksesan anak di masa mendatang adalah kebanggaan bagi orang tuanya. Namun, kesuksesan anak tak akan tercapai jika tidak ditunjang pula dengan pendidikan yang baik. Maka dari itu, sudah selayaknya orang tua harus mempersiapkan pendidikan bagi anaknya sedini mungkin. Pendidikan anak usia dini merupakan tempat yang tepat dan cukup dibutuhkan anak untuk menghadapi masa depannya.
Di lembaga pendidikan anak usia dini, anak-anak akan belajar dengan cara bermain. Saat bermain, otak anak berada dalam keadaan yang tenang. Saat tenang itu, pendidikan pun bisa masuk dan tertanam. Tentunya cara bermain pun tidak bisa asal, harus yang terarah dengan baik dan ini butuh tenaga yang memiliki kemampuan dan cara mengajarkan yang tepat.
Tenaga Pendidik
Dalam pendidikan, guru adalah seorang pendidik, pembimbing, pelatih, dan pemimpin yang dapat menciptakan iklim belajar yang menarik, memberi rasa aman, nyaman dan kondusif dalam kelas. Keberadaannya di tengah-tengah siswa dapat mencairkan suasana kebekuan, kekakuan, dan kejenuhan belajar yang terasa berat diterima oleh para siswa. Kondisi seperti itu tentunya memerlukan keterampilan dari seorang guru, dan tidak semua mampu melakukannya.
Guru yang profesional merupakan faktor penentu proses pendidikan yang bermutu. Untuk dapat menjadi profesional, mereka harus mampu mengaktualkan diri sebaik mungkin. Pemberdayaan peserta didik ini meliputi aspek-aspek kepribadian terutama aspek intelektual, sosial, emosional, dan keterampilan. Menjadi seorang guru bukanlah pekerjaan yang gampang, seperti yang dibayangkan sebagian orang, dengan bermodal penguasaan materi dan menyampaikannya kepada siswa sudah cukup, hal ini belumlah dapat dikategori sebagai guru yang memiliki pekerjaan professional. Guru yang profesional, mereka harus memiliki berbagai keterampilan, kemampuan khusus, mencintai pekerjaannya, menjaga kode etik guru, dan tanggung jawab pribadi, sosial, intelektual, moral, dan spiritual.
Menjadi Guru Kreatif dan Menyejukkan Hati
Dalam bahasa Jawa, guru itu singkatan dari digugu dan ditiru oleh peserta didik. Seorang guru harus melahirkan manusia-manusia yang mampu melakukan hal-hal yang baru, tidak hanya mengulang apa yang dilakukan generasi sebelumnya, sehingga bisa menjadi manusia kreatif, cerdas, dan berkarakter kuat serta harus menjadi teladan bukan sekadar memberi teladan. Untuk menjadi guru yang baik dan kreatif harus diperlukan usaha dan kesungguhan. Beberapa cara untuk menjadi guru yang kreatif, diantaranya: