Lihat ke Halaman Asli

Memahami Panca Sradha sebagai Pedoman Dasar Keyakinan Umat Beragama

Diperbarui: 29 November 2022   18:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

 Agama Hindu merupakan salah satu agama yang terdapat di Indonesia dan juga merupakan agama tertua di Indonesia. Agama Hindu sering dikenal dengan agama yang memiliki banyak dewa. Trimurti merupakan dewa yang umum dikenal, dimana Trimurti merupakan tiga dewa dalam agama Hindu yaitu Dewa Brahma,  wisnu dan Siwa.

Trimurti merupakan perwujudan dari manifestasi Kemahaesaan Tuhan. Umat Hindu juga mempercayai bahwa Tuhan itu tiada duanya, namun dikenal dengan banyak nama. Dalam agama Hindu terdapat lima dasar keyakinan yang digunakan sebagai pegangan dalam melaksanakan kehidupan beragama yang disebut dengan Panca Sradha. 

Atas kelima dasar inilah umat hindu mempercayai dan meyakini akan keberadaan Tuhan Yang Maha Esa. Secara etimologi Panca Sradha terdiri dari dua kata yaitu panca dan sradha. Panca artinya lima dan sradha artinya keyakinan atau kepercayaan jadi panca sradha merupakan lima dasar keyakinan dan kepercayaan. Percaya dan yakin akan adanya Brahman, Atman, Karma Phala, Punarbhawa, dan Moksa.

Brahman memiliki arti bahwa umat Hindu mempercayai Tuhan/Ida Sang Hyang Widhi Wasa itu hanya ada satu. Seperti yang telah tertuang dalam Chandogya Upanisad IV.2.1 yang menyatakan bahwa "Ekam Eva Avityam Brahman" yang memilki arti "Tuhan itu hanya satu tidak ada yang kedua. Selanjutnya disebutkan juga dalam Yajur Veda XVII.27 yang tertulis "Yo Devanam Namadha Eka Eva" yang mengandung arti "Ia adalah satu dan dia disebut dengan banyak nama". 

Tidak hanya itu saja terdapat juga tuliasn/doa lainnya yang mengatakan secara jelas mengenai umat Hindu yang mempercayai bahwa Tuhan itu satu. Umat Hindu juga percaya bahwa Tuhan merupakan sumber dari semua kehidupan di dunia ini. Tuhanlah yang memberikan kehidupan bagi semua umat.

Atman merupakan percikan terkecil dari Ida Sang Hyang Widhi Wasa yang menghidupi seluruh mahluk hidup. Ataman atau atma diartikan juga sebagai jiwa atau roh yang ada pada badan kasar semua mahluk hidup. Atman memiliki sifat yang kekal dan sama sehingga pada proses kehidupan, sering disebut dengan nama Reinkarnasi. 

Reinkarnasi sebenarnya merupakan kehidupan kembali dengan satu atman yang sama atau atman pada kehidupan sebelumnya. Sebagai sumber atman Sang Hyang Widhi disebut Paramatman. Atma yang menghidupi manusia dikenal Jiwatman, atma yang menghidupi hewan disebut dengan Janggama sedangkan atma yang menghidupi tumbuh-tumbuhan disebut dengan Sthawara. Sang Hyang Widhi sebagai intisari alam semesta sering disebut dengan Adyatman.

Karma Phala merupakan hasil dari perbuatan yang kita lakukan. Karma Phala artinya mempercayai akan adanya hukum karma. Menurut waktunya Karma Phala dapat dibedakan menjadi tiga yaitu Prarabda Karma Phala, Kriyamana Karma Phala,dan juga Sancita Karma Phala. Prarabda Karma Phala artinya segala perbuatan yang telah kita lakukan hasilnya akan kita terima pada waktu itu juga. 

Yang kedua yaitu Kriyamana Karma Phala diartikan bahwa perbuatan yang kita lakukan pada kehidupan sekarang ini hasilnya akan kita terima setelah kita meninggal. Dan yang terakhir yaitu Sancita Karma Phala merupakan segala perbuatan yang telah kita lakukan hasilnya akan kita terima pada kehidupan yang akan datang atau pada saat reinkarnasi.

Punarbhawa merupakan kepercyaan umat Hindu akan adanya kelahiran berulang-ulang. Kata Punarbhawa sendiri berasal dari bahasa Sansekerta, terdiri dari dua kata yaitu Punar dan Bhawa. Punar yang artinya kembali atau ulang dan Bhawa yang artinya lahir atau menjelma. Jadi Punarbhawa artinya kelahiran kembali atau berulang-ulang. 

Kelahiran kembali juga sering disebut dengan reinkarnasi dan samsara. Penyebab terjadinya Punarbhawa menurut ajaran agama Hindu yaitu disebabkan oleh jiwatman yang masih dalam pengaruh wisaya dan awidya. Karna itu atma tidak bisa bersatu dengan sumbernya yaitu Sang Hyang Widhi Wasa atau Brahman. Sehingga atma kemudian selalu mengalami kelahiran yang belulang-ulang.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline