Lihat ke Halaman Asli

St Nurwahyu

Ayu Khawlah

BBM Naik, Rakyat Semakin Tercekik

Diperbarui: 16 April 2022   09:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Harga Pertamax di Indonesia telah resmi naik sejak 1 April 2022 lalu. PT Pertamina resmi menaikkan harga jual Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Ron 92 atau Pertamax menjadi Rp 12.500-Rp 13.000 per liter dari yang sebelumnya Rp 9.000-Rp 9.400 per liter.

Alasan yang diungkapkan pemerintah, naiknya BBM  disebabkan naiknya minyak mentah dunia yang berimbas pada kenaikan harga BBM nonsubsidi. Lalu mengapa minyak mentah dunia naik? 

Dilansir dari cnbcindonesia.com, Tim Harga Minyak Indonesia menjelaskan beberapa faktor peningkatan harga di pasar internasional. Salah satunya akibat terganggunya pasokan minyak mentah global seiring terjadinya perang Rusia dan Ukraina.

Namun kritik keras diungkapkan ekonom senior Rizal Ramli, bahwa kenaikan harga tersebut membuktikan pemerintah tidak mampu mengantisipasi kenaikan harga minyak mentah dunia. Ditambah lagi, keberadaan Pertalite mulai sulit ditemukan sehingga mau tak mau masyarakat menggunakan Pertamax. Hal ini tentunya akan semakin membuat rakyat terbebani, terlebih untuk Masyarakat kelas menengah ke bawah.

Harga BBM yang melambung  naik ini membuktikan keburukan tata kelola dan politik energi rezim neoliberal yang ditopang sistem sekuler. Fungsi negara hari ini hanya sebagai regulator, sementara pengelolaan hajat hidup publik termasuk BBM diserahkan kepada mekanisme pasar. Sebagian besar  ladang minyak bumi yang ada di negeri ini dikelola oleh Pihak swasta dan asing. 

Dalam sistem Islam, sumber daya alam yang jumlahnya besar, seperti minyak bumi, adalah harta milik umum sebagaimana sabda Rasulullah saw., "Kaum muslim berserikat dalam tiga perkara: air, padang rumput, dan api. " (HR Abu Daud).

Negara dalam sistem Islam  yang mengelola minyak bumi  secara mandiri dan mendistribusikannya secara adil ke tengah masyarakat. Kepentingan umat dilindungi dan tidak mengambil keuntungan sepeser pun. Sekiranya negara mengambil keuntungan, maka hasilnya akan dikembalikan lagi ke masyarakat dalam berbagai bentuk. Wallahualam bishawab

Ayu Khawlah,




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline