Masih hangat dalam ingatan soal kasus perbullyan seorang pelajar di Tasikmalaya yang meninggal setelah dipaksa untuk bersetubuh dengan kucing lalu hal itu direkam oleh pelaku dan disebarkan di media sosial.
Kita semua pasti merasa marah dengan perbuatan keji si pelaku, sehingga menurut sebagian orang untuk memutus perilaku bullying agar ga terjadi lagi adalah dengan menghukum pelaku supaya jera, sayangnya ga ada hukum yang menaungi soal perilaku kekerasan yang dilakukan anak di bawah usia dan saya pun kurang setuju jika para pelaku dihukum, karena jelas hukuman bukan solusi untuk memutus perilaku perundungan. Hukuman itu bukan selayaknya obat pusing yang bisa menyelesaikan masalah tepat sasaran. Kita justru perlu mengobati dari akar masalahnya agar kejadian seperti ini tidak terus menerus terulang.
Perilaku bullying yang dilakukan oleh orang lain tentu di luar kendali kita, namun ada hal yang bisa kita lakukan sebagai orangtua. Setidaknya kita bisa mengurangi kemungkinan anak-anak menjadi korban bullying atau bahkan menjadi pelaku bullying.
1# Jadilah pendengar yang baik
Seringkali tanpa disadari, terkadang kita sebagai orangtua, orang dewasa, kakak, guru, dll sering bersikap seperti pelaku bullying contohnya : tidak mengapresiasi kerja keras anak, berkomentar sinis atas pilihan dan selera anak, atau sekedar mengacuhkan anak ketika dia ingin bercerita. So, Be respect! Hargai anak sebagai seorang individu berempatilah dengan perasaannya atau minimal jadilah pendengar yang baik. Buatlah diri kita sebagai tempat yang nyaman untuk anak bisa bercerita tentang apapun. Korban meninggal bukan akibat dari menyetubuhi kucing, namun karna depresi, orangtuanya justru baru tau setelah video nya tersebar. Bayangkan pergolakan perasaan anak ini, putus asa, malu, merasa ga berharga sampai ga mau makan dan bicara hingga tidak punya harapan hidup.
Lalu, selama ini sudahkah kita menjadi pendengar yang baik bagi anak kita?
2# Jadilah contoh yang baik
Jangan remehkan ketika pulang sekolah terdapat luka atau anak melapor ada teman yang usil karena perbullyan yang besar akan lebih mudah dihindari apabila kita bisa menghindarkan anak dari pebullyan yang kecil. Jadilah contoh yang baik untuk anak, be respectful! / pedulilah, karena ketika anak melihat yang baik dari figure autorithy nya, insyaAllah mereka akan meniru perilaku yang baik dengan tidak melakukan tindak perbullyan pada orang lain.
3# Tanamkan kesadaran tentang siapa dirinya
Bantulah anak untuk mengenal siapa dirinya, apa kelebihannya, bagaimana karakternya, apa saja kekurangannya lalu latih dirinya untuk memaksimalkan kelebihan dan mengelola kekurangannya dari sudut pandang yang positif.