Lihat ke Halaman Asli

Ayu GigihRizqia

Psikolog - Penyiar Radio - Dosen Psikologi Universitas Proklamasi 45

Pelamar Overqualified, Apakah Sebaiknya Ditolak?

Diperbarui: 11 Agustus 2023   18:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi melamar pekerjaan.(FREEPIK/IJEAB) 

Proses rekruitmen dan seleksi calon karyawan merupakan salah satu tahap penting dalam pengelolaan sumber daya manusia (SDM) di suatu organisasi atau perusahaan. 

Konsep the right man in the right place at the right time menjadi acuan bagi para rekruiter dalam mencari calon karyawan untuk dapat menduduki suatu jabatan di perusahaan. 

Proses seleksi dilakukan mulai dari seleksi administrasi, psikotes, wawancara dengan HRD sampai dengan wawancara dengan user

Tidak sedikit dari rekruiter yang memilih untuk tidak meloloskan kandidat karena yang bersangkutan termasuk overqualified.

Erdogan, dkk (2018) menyebutkan bahwa overqualified terjadi ketika seseorang memiliki pendidikan, pengalaman, pengetahuan, keterampilan atau kemampuan yang lebih tinggi dari kualifikasi yang disyaratkan dalam suatu jabatan. 

Karyawan yang overqualified dalam suatu jabatan seharusnya mampu berpikir dengan lebih baik, menyelesaikan pekerjaan dengan lebih cepat, bahkan seharusnya dapat menstimulasi seseorang untuk berinovasi. 

Namun demikian, dalam penelitian yang dilakukan oleh He, Dai, dan Sang (2023) dari Pingdingshan University, China menemukan bahwa karyawan yang overqualified justru tidak menunjukkan perilaku inovatif. Hal tersebut dapat dijelaskan dalam teori deprivasi negatif di mana individu merasa adanya kesenjangan antara harapan dan kenyataan. 

Karyawan yang overqualified memiliki harapan untuk mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan kualifikasi yang mereka miliki, namun kenyataannya mereka merasa mendapatkan tugas pekerjaan yang cukup mudah untuk diselesaikan.

Di sisi lain, Yuan, dkk (2023) tim peneliti dari Hunan University, China menyebutkan bahwa tim kerja yang memiliki anggota tim yang overqualified secara aktif mencari informasi dari lingkungan eksternal untuk mengembangkan rencana kerja strategis, dengan catatan tim tersebut dipimpin oleh seorang pemimpin yang menerapkan gaya kepemimpinan transformasional di mana pemimpin memiliki karisma, mampu memberi inspirasi, memberi contoh baik kepada bawahannya, serta memiliki visi dan tujuan yang jelas.

Lalu, apakah sebaiknya calon karyawan overqualified sebaiknya dihindari? 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline