Lihat ke Halaman Asli

ayuliana17

Pengajar

Ibu

Diperbarui: 20 Juni 2015   02:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

ibu

setiap aku melihat mu dan memperhatikan raut wajah mu

aku kagum dengan kecantikanmu

meski telah banyak kerutan dan rambut putih

tapi kau tidak menjadi tua

justru kau semakin kokoh dan kuat

memperjungkan hidup kami

mengasihi dan menuntun kami

ibu, kau pernah berkata

aku bukan orang tua yang akan memanjakanmu

dengan kekayaan dan kemewahan

tapi aku orang tua yang akan selalu mengomel agar kamu mendirikan solat

mengaji dan menutup aurat mu

karna aku tidak ingin kau terjerumus ke dalam api neraka

ibu

sering kau bercerita tentang kisah hidup mu

taukah engkau, kadang aku lelah dan bosan!

Mendengarkan cerita yang terus diulang-ulang

Tapi kau tidak pernah mengeluh

Saat aku menangis dan berkeluh kesah

Kau memeluk dan membelai rambut ku

Ibu

Meski kau kuat kau bisa menjadi sangat rapuh

Aku tau kau sering terluka dan sering menangis

Mungkin ada karna kelakuanku

Yang durhaka dan tidak tau berterima kasih

Namun kau tetap tegar dihadapan kami

Memberikan senyuman indah dan mencandai kami

Ibu

Maafkan aku, karena aku bukan anak yang sempurna

Tidak seperti anak lain yang pintar dan mempunyai banyak kelebihan

Tapi aku akan selalu menyayangi dan mendoakan mu

Terimakasih telah menjadi sosok yang luar biasa dalam hidupku

Semoga kelak kau akan mendapat syurga dan aku berharap

Kelak kita dapat bersama-sama di tempat yang indah dan abadi

ibu

setiap aku melihat mu dan memperhatikan raut wajah mu

aku kagum dengan kecantikanmu

meski telah banyak kerutan dan rambut putih

tapi kau tidak menjadi tua

justru kau semakin kokoh dan kuat

memperjungkan hidup kami

mengasihi dan menuntun kami

ibu, kau pernah berkata

aku bukan orang tua yang akan memanjakanmu

dengan kekayaan dan kemewahan

tapi aku orang tua yang akan selalu mengomel agar kamu mendirikan solat

mengaji dan menutup aurat mu

karna aku tidak ingin kau terjerumus ke dalam api neraka

ibu

sering kau bercerita tentang kisah hidup mu

taukah engkau, kadang aku lelah dan bosan!

Mendengarkan cerita yang terus diulang-ulang

Tapi kau tidak pernah mengeluh

Saat aku menangis dan berkeluh kesah

Kau memeluk dan membelai rambut ku

Ibu

Meski kau kuat kau bisa menjadi sangat rapuh

Aku tau kau sering terluka dan sering menangis

Mungkin ada karna kelakuanku

Yang durhaka dan tidak tau berterima kasih

Namun kau tetap tegar dihadapan kami

Memberikan senyuman indah dan mencandai kami

Ibu

Maafkan aku, karena aku bukan anak yang sempurna

Tidak seperti anak lain yang pintar dan mempunyai banyak kelebihan

Tapi aku akan selalu menyayangi dan mendoakan mu

Terimakasih telah menjadi sosok yang luar biasa dalam hidupku

Semoga kelak kau akan mendapat syurga dan aku berharap

Kelak kita dapat bersama-sama di tempat yang indah dan abadi




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline