Lihat ke Halaman Asli

Respon Islam Nusantara terhadap Modernisasi

Diperbarui: 19 April 2020   16:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Topik minggu ini, saya akan membahas modernisasi Islam Nusantara, dimana modernisasi Islam Nusantara dibagi menjadi 3 sub bab, yaitu: Islam dan modernisasi, Sikap Islam Nusantara terhadap modernisasi, serta modernisasi ala Islam Nusantara. Baik langsung saja saya ulas satu-persatu.

1. Islam dan modernisasi
Kata modern sendiri maksudnya adalah suatu tindakan dan pemikiran yang disesuaikan dengan perkembangan zaman, sehingga kata modernisasi berarti proses transformasi tindakan dan  cara berpikir yang selaras dengan perkembangan zaman. 

Seperti yang kita ketahui bahwa di era modernisasi semua kondisi dalam berbagai aspek kehidupan mengalami perkembangan dan kemajuan yang sangat pesat diberbagai belahan dunia, termasuk di negara kepulauan kita tercinta, yaitu Indonesia dengan penduduk yang mayoritas memeluk agama Islam. Sehingga tak menutup kemungkinan dengan adanya arus modernisasi terdapat pro dan kontra.

2. Sikap Islam Nusantara terhadap Modernisasi

Seperti yang kita ketahui bahwa Islam merupakan agama yang Rahmatanlil'alamin, yaitu rahmat bagi alam semesta, selalu membawa kedamaian dan kebaikan untuk umat. Karena era modernisasi lebih diindentikkan dengan liberalis, sehingga muncullah perbedaan pemikiran dan tindakan di kalangan umat, ada yang pro dan yang kontra. Yaitu ada yang langsung menerima mentah-mentah tanpa harus berpikir secara kritis terlebih dahulu, ada yang menutup diri dari budaya-budaya bangsa barat, serta ada yang menyaring terlebih dahulu yakni dengan mengambil hal-hal positif dan membuang hal-hal negatif budaya barat. 

Dalam kondisi tersebut, Islam berada ditengah-tengah tanpa condong pada salah satu pemikiran, karena Islam sendiri sangat menghargai perbedaan termasuk perbedaan cara bertindak dan cara berpikir manusia, namun harus tetap selaras dengan nilai-nilai Islam yang diajarkan oleh Rasulullah.

3. Modernisasi ala Islam Nusantara
Modernisasi ala Islam Nusantara meneguhkan prinsip "al mukhafadhatu ala qadim al shalih wa al akhdu bi al jadid al ashlah" yang maksudnya adalah tetap menjaga nilai-nilai tradisi kebudayaan tetapi juga tidak boleh menutup mata dari era modern. Dan Islam Nusantara juga berprinsip merawat dan melestarikan kebudayaan lokal serta menyelaraskannya dengan  nilai-nilai Islam. 

Seperti yang dikatakan oleh Abdurrahman Wahid alias gusdur bahwa era modern dan era tradisional dapat menyatu atau berjalan dengan selaras apabila tetap mempertahankan keasliannya. Mempertahankan keasliannya dapat dilestarikan melalui kesenian, salah satunya adalah pertunjukan.

Seperti pertunjukan yang dilakukan oleh Walisongo yaitu tembang tombo ati. Di era modern seperti saat ini, tembang tombo ati, lagu-lagu sholawatan, dan lagu-lagu religi lainnya yang menyampaikan nilai-nilai Islam dikemas lebih modern dengan iringan musik jazz, gambus dan lain sebagainya.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline