Lihat ke Halaman Asli

Ayub Simanjuntak

The Truth Will Set You Free

Miryam Gadis Kecil Pemberani

Diperbarui: 8 Januari 2022   00:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Halo, perkenalkan namaku Miryam.  Aku lahir dan menghabiskan masa kecil di Mesir. Setiap hari aku melihat bagaimana kerasnya kehidupan kedua orangtua ku. Ya Tuhan, kaumku sangat tertindas. Mereka budak, dan aku anak budak.

Ya, dulu nenek moyang kami masuk ke Mesir sebagai tamu terhormat karena Yusuf salah satu anak Yakub diangkat Firaun menjadi perdana menteri di negeri ini. Namun, tahun demi tahun berganti, Firaun yang baru tidak lagi mengenal sejarah dan jasa nenek moyang kami. Kami dianggap sangat berbahaya dan dianggap pemberontak yang membahayakan orang Mesir.

Setiap hari mereka bangun pagi, setelah bersembahyang kepada Allah kami, maka mereka akan langsung menuju ke satu tempat pekerjaan yang kejam. Orang-orang Israel dikumpulkan berdasarkan kelompok-kelompok lalu mereka akan bekerja dari pagi sampai matahari terbenam.

Mereka membangun kota-kota perbekalan, bangunan pemujaan bagi dewa-dewa dan tempat-tempat penting bagi orang-orang Mesir. Seluruh bangunan itu tersusun dari batu-batu bata yang dikeringkan dan dibakar.

Ayah dan teman-temannya akan mencampurkan jerami dengan tanah liat, lalu mengaduk-aduk campuran itu dengan air agar tidak lengket di tangan mereka. Lalu setelah itu mereka akan memotong-motong adonan tanah lain menajdi kotak-kotak kemudian di jemur sampai kering

Pekerjaan membuat batu bata sangatlah berat dan melelahkan. Setiap kelompok biasanya memiliki mandur yang akan menyuruh mereka membuat sejumlah besar batu bata. Kalau ayah tidak mencapai target itu ayah pasti dipukul cambuk.

Sebagai anak perempuan yang masih berumur tujuh tahun pekerjaanku tidaklah mudah. Ibuku Yokhebed sedang hamil adiku yang kedua. Ayah menyuruhku untuk selalu menjaga ibu dan jangan pernah meninggalkannya

Firaun memang sudah mengeluarkan satu perintah untuk membunuh semua anak laki-laki yang lahir di Mesir. Ibu dan ayahku sangat kuatir sebab mereka percaya adiku ini adalah seorang laki-laki.

Firaun begitu kuatir karena jumlah bangsa kami semakin lama semakin bertambah banyak. Ia tidak ingin kalau terjadi peperangan, bangsa kami akan memberontak kepada Firaun.

Sebagai seorang dari Suku Lewi aku sudah mengenal siapa Allah nenek moyang kami. Aku selalu berdoa dan percaya kalau adik kami ini akan menjadi seorang pemimpin yang hebat bagi bangsanya.

Beberapa waktu kemudian tibalah bagi ibu untuk melahirkan. Ayah membawa ibu pergi kepada saudaranya yang tinggal agak dekat dengan sungai Nil. Ayah berpikir tempat itu lebih aman untuk menyembunyikan bayi ini.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline