Pertanyaan-pertanyaan seperti "kok kamu enak ya, ibadahnya seminggu sekali aja", "makanan yang haram buat kamu ada gak sih?", dan yang paling sering adalah "kamu gak pernah puasa ya?" menjadi hal-hal yang paling sering ditanyakan kepada saya dulu waktu masih bersekolah di sekolah dasar. Dan jujur saja, dulu saya bingung bagaimana menjawab itu semua.
Belum lama ini, saya menemukan satu artikel ketika browsing di internet tentang satu artikel berjudul :"Kristen agama yang bebas syariat" yang setelah saya baca, penulis menyatakan adalah suatu kemustahilan kalau orang kristen dapat membangun sebuah negara kristen bahkan di daerah kantong kekristenan sekalipun seperti di Indonesia timur. Mengapa? Alasannya karena Injilnya orang kristen tidak memiliki syariat. Benarkah demikian?
Penulis artikel tersebut menyatakan, Injil tidak memiliki aturan tertulis yang jelas misalnya mengenai perkara warisan, hutang-piutang, jual beli, ahli waris, zakat dan lain sebagainya. Betul injil mengajarkan etika dan moral yang baik, tetapi itu dinilai tidak cukup untuk membangun suatu peradaban negara yang kuat di bumi ini.
Kata syariat menurut KBBI adalah hukum agama yang menetapkan peraturan hidup manusia dan hubungan manusia dengan Allah S.W.T, hubungan manusia dengan manuisa dan alam sekitar berdsarkan Alquran dan hadis. Lalu pertanyaannya adalah apakah Yesus membawa peraturan yang disebut syariat bagi umatnya?
Yesus Kristus lahir dari seorang Yahudi bernama Maria. Tunangannya Yusuf seorang yang mempunyai garis keturunan Daud, raja besar Israel. Kelahiran Yesus terjadi secara adikodrati, artinya ada campur tangan ilahi bukan dari benih Yusuf. Yesus lahir pada masa ketika Israel tunduk dalam penjajahan Romawi. Satu masa yang kelam bagi bangsa itu karena beratnya tekanan dalam bidang politik, agama dan ekonomi.
Di usia 30 tahun, Yesus mulai memproklamirkan satu ajaran yang di sebagai kabar baik atau injil kerajaan Allah bagi umat Yahudi pertama-tama tetapi sesungguhnya juga kepada seluruh dunia.
Yesus mengadakan banyak sekali tanda-tanda ajaib seperti menyembuhkan orang sakit, mencelikan mata orang buta, membebaskan orang yang kerasukan setan serta mengajarkan tentang kerajaan sorga yang sudah tiba di antara mereka. Wajar jika Ia memperoleh sangat banyak pengagum serta pengikut yang fanatik di desa-desa dan kota-kota Israel. Mereka percaya Dia adalah tokoh revolusi yang akan membawa mereka lepas dari penjajahan Romawi.
Setelah kurang lebih tiga tahun Ia berkeliling memberitakan kerajaan Allah, Ia menyatakan satu perkataan yang mengejutkan banyak orang. Yesus berulang kali mengatakan tidak hendak membawa satu gerakan revolusi . Kerajaan yang Ia bicarakan adalah kerajaan yang berbeda dari yang selama ini dipahami. Banyak orang menjadi kecewa, inilah yang menjadi alasan mengapa Dia ditinggalkan banyak orang menjelang hukuman mati termasuk pengikut-Nya sendiri seperti Yudas Iskariot.
Setelah peristiwa penangkapannya yang dramatis di Getsemani, Yesus di bawa mengahadap Pilatus sang Gubernur wilayah Provinsi Iudaea yang menjabat dari tahun 26-36 S.M. Pilatus banyak bertanya soal raja dan kerajaan orang Yahudi. Percakapan itu tercatat dalam kitab injil Yohanes 18:36:
"Kerajaan-Ku bukan dari dunia ini. Jika kerajaan-Ku dari dunia ini, pasti hamba-hamba-Ku telah melawan".