Lihat ke Halaman Asli

Bekerja Mewujudkan Indonesia Damai

Diperbarui: 18 Agustus 2016   23:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Damai Indonesia - www.ubaya.ac.id

Bekerja nyata, itulah pesan presiden Joko Widodo yang diungkapkan dalam perayaan hari kemerdekaan yang ke 71 tahun kemarin. Presiden meminta agar semua warga negara Indonesia, terus bekerja secara nyata agar Indonesia menjadi lebih baik. Bekerja ini tidak hanya di sektor ekonomi, tapi juga bekerja untuk terus mewujudkan perdamaian di Indonesia. Dengan berperilaku sesuai Pancasila, atau sesuai agama dan kepercayaan kita, sudah merupakan bagaian dari upaya untuk mewujudkan perdamaian.

Indonesia merupakan negara yang aktif dalam memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Semangat diatas tertuang dalam pembukaan UUD 1945. Jika konstitusi kita menegaskan agar aktif dalam menciptakan perdamaian, sudah semestinya warga negaranya juga ikut aktif menciptakan perdamaian. Minimal perdamaian dalam diri, dalam keluarga, dan lingkungan sekitar kita.

Wujud dari perdamaian itu adalah, tidak ada kebencian dan kekerasan. Yang ada adalah rasa saling menghormati antar sesama, rasa saling toleransi, dan rukun antar umat beragama. Diluar itu, sikap gotong royong juga merupakan upaya untuk menciptakan suasana yang damai. Sudahkah diantara kita melakukan hal diatas? Jika belum, tidak ada kata terlambat untuk memulainya. Intinya, berbuat menebarkan pesan damai tidak ada kata terlambat. Menebarkan pesan damai harus dilakukan dimana saja dan kapan saja.

Kenapa menerbarkan pesan damai penting untuk saat ini? Karena ancaman radikalisme dan terorisme masih berpotensi meledak di negeri kita. Paham kekerasan dengan mengatasnamakan perjuangan agama ini, sangat disayangkan. Agama yang seharusnya menjadi sarana mendamaikan, tapi justru digunakan sebagai alat pembenaran untuk melakukan kekerasan. Bom bunuh diri dianggap jihad. Mati melawan pemerintah dianggap syahid. Sungguh sangat ironis. Padahal jihad yang sesungguhnya adalah melawan diri sendiri, agar bisa mengendalikan nafsu.

Meski Indonesia merupakan negara yang toleran, faktanya masih ada sebagian masyarakat kita yang cepat marah yang karena persoalan sepele. Kekerasan mudah terjadi hanya karena provokasi. Kedepannya, provokasi semacam ini diharapkan tidak terjadi lagi. Masyarakat harus cerdas dan bisa memilah, mana provokasi mana yang bukan. Lihatlah Indonesia sebagai negeri yang tenteram, yang mengakomodir keberagaman. Lihatlah Indonesia sebagai negeri yang rukun, tanpa ada kebencian dan kekerasan. Itulah Indonesia yang sebenarnya.

Ajakan kekerasan yang mulai marak di dunia maya dan lingkungan kita, harus dilawan dengan pesan damai. Siapa tahu yang menyebarkan kebencian tersebut, masih belum sadar. Mari kita sadarkan mereka secara damai. Dengan menebarkan kedamaian, secara tidak langsung kita mendidik generasi kedepan menjadi generasi damai. Peace.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline