Lihat ke Halaman Asli

Ayu Andriani

Extraordinary spirit

Gerimis yang Meringis

Diperbarui: 30 Mei 2022   21:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

sebutir tetes dari langit turun,
mendarat dengan mulus
dikeningku yg kering kerontang,
mengalir lambat disela-sela kerutan

sebutir lagi kembali jatuh,
lama kelamaan semakin berkerumun
tapi, sedetik kemudian mulai merenggang
suara tawa angin pun terdengar melengking,
menertawakan kumpulan tetes yang terlihat galau

kumpulan tetesan itu meringis,
menyalahkan awan yg terlalu sedikit membawa gerombolannya,
menggerutu kepada matahari yang terlalu terik hari ini,
sehingga kawan mereka enggan naik ke langit

mereka kumpulan tetesan itu,
gerimis,
tetap meringis diiringi tiupan angin yang mengirim awan semakin menjauh,
perlahan mereka mulai menghilang,
menyerah pasrah pada matahari yang tak mau bersembunyi,
aku tersenyum mengejek,
mereka tak bisa membuatku kuyup kali ini




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline