Lihat ke Halaman Asli

Lukisan Cinta

Diperbarui: 22 November 2023   22:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

lukisan cinta

Di tepi pantai kecil yang sepi, terdapat sebuah rumah kayu tua yang tampaknya telah menjadi saksi bisu dari berbagai kisah hidup. Rumah itu milik seorang nenek tua bernama Clara, yang hidup sebatang kara di sana. Meskipun usianya telah menginjak delapan puluh tahun, matanya masih memancarkan semangat dan kehidupan.

Setiap hari, Clara duduk di beranda rumahnya, menatap laut yang tenang. Dia memiliki kebiasaan membawa selembar foto tua yang sudah mulai memudar. Foto itu adalah kenangan indah bersama suaminya, Robert, yang telah meninggal dunia beberapa tahun yang lalu. Clara selalu tersenyum ketika melihat foto itu, seolah-olah membayangkan bahwa Robert masih ada di sana, duduk di sampingnya.

Suatu hari, angin laut membawa seorang pria muda ke tepi pantai itu. Namanya Alex, seorang pelukis yang sedang mencari inspirasi. Alex terpesona oleh keindahan rumah kayu tua Clara dan memutuskan untuk mendekat.

"Permisi, bu," sapa Alex sopan.

Clara tersenyum ramah, "Halo, nak. Ada yang bisa aku bantu?"

Alex menjelaskan bahwa dia adalah seorang pelukis yang mencari inspirasi untuk karyanya. Clara dengan senang hati mengizinkannya memasuki rumahnya. Rumah itu seperti museum pribadi yang penuh dengan kenangan. Clara bercerita tentang setiap sudut rumah, mengungkapkan kisah hidupnya dengan penuh kehangatan.

Alex begitu terpukau oleh keceriaan dan kebijaksanaan Clara sehingga dia memutuskan untuk membuat lukisan tentang kehidupan di tepi pantai itu. Setiap hari, Alex melukis dengan penuh dedikasi, dan Clara menjadi teman setia yang menyaksikan proses kreatifnya.

Seiring berjalannya waktu, Clara dan Alex semakin akrab. Mereka berbagi tawa, cerita, dan bahkan kesedihan. Alex menemukan inspirasi sejati dalam kehidupan dan kisah hidup Clara. Lukisannya menjadi semakin berwarna, mencerminkan kehidupan yang penuh nuansa.

Suatu hari, Clara memutuskan untuk membuka peti tua di sudut ruang tamu. Di dalamnya, ia menemukan secarik surat yang ditulis oleh suaminya, Robert. Surat itu berisi kata-kata cinta dan harapan untuk Clara. Clara membacanya dengan mata berkaca-kaca, teringat akan masa-masa indah bersama suaminya.

Alex menyaksikan momen haru Clara dan merasa terinspirasi oleh cinta sejati yang terpancar dari surat itu. Dia memutuskan untuk menambahkan elemen keindahan yang lebih dalam pada lukisannya dengan menggambarkan Clara dan Robert bersama, menciptakan karya seni yang membawa air mata haru.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline