Lihat ke Halaman Asli

Tim Rubi Tingkatkan Awareness Mengenai Kanker Kolorektal melalui Minuman Serbuk Berbasiskan Sargassum sp. dan Ubi Jalar Ungu

Diperbarui: 16 Oktober 2021   18:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tim Rubi Tingkatkan Awareness Mengenai Kanker Kolorektal melalui Minuman Serbuk

Mahasiswa IPB yang tergabung dalam Program Kreativitas Mahasiswa-Kewirausahaan (PKM-K) membuat inovasi produk minuman serbuk berbasis rumput laut Sargassum sp. dan ubi jalar ungu sebagai pencegah kanker kolorektal.

 Kegiatan ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai September 2021. Inovasi produk RUBI menjadi salah satu bentuk perhatian tim terhadap tingginya tingkat kasus kanker kolorektal dan rendahnya pengetahuan mengenai kanker kolorektal di Indonesia. Penyakit kanker kolorektal memiliki keterkaitan yang erat dengan pola makan masyarakat yang cenderung tinggi lemak dan rendah serat. Chandabalo, ketua tim RUBI, menyebutkan bahwa perpaduan dari Sargassum sp. dan ubi jalar ungu dapat mengurangi resiko terkena kanker kolorektal. Kedua bahan baku tersebut dianggap unggul karena tingginya kandungan serat, aktivitas antioksidan yang kuat, serta kandungan antosianin dan fukoidan. 

Beberapa penelitian sudah mengkaji efek sitotoksisitas Sargassum sp. terhadap sel HCT-116 yang merupakan penyebab kanker kolon. Senyawa yang terkandung menunjukkan efek sitotoksik terhadap sel kolorektal Caco-2. Penelitian secara in vivo juga sudah menunjukkan efek antikanker kolorektal dari Sargassum sp. Rumput laut ini juga memiliki aktivitas antioksidan yang kuat sehingga dapat bermanfaat penting untuk menangkal radikal bebas. 

Minuman serbuk memiliki keunggulan, yaitu lebih mudah dari segi penyimpanan, distribusi, dan pemasaran ke seluruh Indonesia. Umur simpan minuman berbasis serbuk juga cukup panjang, yaitu mencapai 18 bulan. 

Bahan baku rumput laut Sargassum sp. Sudah tersedia secara luas di sebagian besar perairan Indonesia, seperti Pantai Selatan Pulau Jawa, Selat Sunda, Pulau Seribu, Perairan Karimunjawa, Perairan Batam, dan berbagai daerah perairan lainnya. 

"Pemanfaatan rumput laut ini khususnya di Indonesia masih sangat rendah dan belum optimal sehingga perlu adanya diversifikasi secara berkelanjutan salah satunya dengan mengolah menjadi minuman serbuk yang tinggi serat, mengandung berbagai senyawa bioaktif, vitamin dan mineral” ungkap Prof. Dr. Ir. Nurjanah, MS selaku dosen pendamping dari Departemen Teknologi Hasil Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. 

Total produksi ubi jalar ungu di Indonesia juga tergolong sangat tinggi, yaitu mencapai 1.806.339 ton pada tahun 2019 yang menempati urutan keenam di dunia.

Selain dari segi kandungan senyawa bioaktif dalam bahan baku yang memiliki khasiat kesehatan, tentunya dari segi sosial kegiatan ini dapat membantu meningkatkan omset para petani lokal dan meningkatkan pemanfaatan bahan baku Sargassum sp. maupun ubi jalar ungu di Indonesia. 

“Pemanfaatan bahan baku lokal seperti rumput laut Sargassum sp. dan ubi jalar ungu ini kami harapkan bisa mengangkat petani lokal dan membuktikan bahwa bahan baku lokal juga dapat menghasilkan produk yang bernilai ekonomi” ungkap Zafira, salah satu anggota tim RUBI. 

Produk RUBI disajikan dalam kemasan standing pouch dengan berat bersih 50g untuk 10 kali konsumsi. Harga jual produk cukup terjangkau, yaitu sebesar Rp. 12.000,-. Produk RUBI aktif dipromosiksn melalui sosial media Instagram dengan username @rubisagara_id.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline