Warna Warni Demokrasi dalam seni Pop art
Semua berawal dari buku Darmawan Aji tentang "Life By Design" yang saya baca dan pernah dibahas dalam tulisan Saya sebelumnya di kompasiana. Isi bukunya mengingatkan saya kembali bagaimana kita perlu melakukan koreksi dan evaluasi diri terhadap 8 area akun kehidupan
kita, lalu saya memulainya dengan membuat checklist disebuah kertas kemudian memberi skor /skala 1-10, apa yang perlu dibenahi dari sisi : Spiritual , pengembangan diri, kesehatan, keluarga, relasi, karier, keuangan, serta kontribusi kepada masyarakat.Salah satunya saya seperti merasa harus mengambil bagian ke dalam masyarakat yang menjadi concern saya saat itu .
kontrubusi apa yang bisa saya berikan khususnya dalam masyarakat? Sudahkah saya melakukan sesuatu yang bermanfaat dimulai dari lingkungan terdekat dan bahkan bangsa ini? pertanyaan ini seakan membangkitkan jiwa nasionalisme saya karena sejatinya tanah air ini juga sebuah panggilan setiap anak bangsa untuk berkarya.
Kemudian melangkahkan niat bergabung menjadi seorang relawan ,melakukan kegiatan sosial yang bersentuhan langsung dengan masyarakat , menjadi langkah awal perjalanan "Optimisme" ini dimulai.
Di penghujung akhir bulan Februari lalu ,muncul ide membuat sesuatu yang berbeda untuk meramaikan warna warni pesta demokrasi negeri ini, sehingga kelak bisa menjadi cerita,saksi,bukti dan bahkan warisan untuk anak cucu atau generasi penerus bangsa.
Berlanjut ide tersebut diteruskan melalui diskusi dengan partner relawan yang sekaligus menjadi Konseptor saya (@kayala_indonesiaku) untuk membuat sebuah karya lewat fashion dimana setiap pemakai bisa merasakan senyawa seni Pop Art itu terasa hidup.
Talenta luar biasa itu akhirnya kami temukan dalam sentuhan Seni " Wedha's Pop Art Potrait (WPAP)" yg luar biasa dari sosok Oppa Rudy yg sudah beliau buat sejak 2017 lampau. Sedangkan WPAP sendiri merupakan bagian seni Pop Art Asli dari Indonesia yg di prakarsai oleh seniman grafis asal Pekalongan,Jawa Tengah ,"Wedha Abdul Rasyid" sejak tahun 1990.
WPAP merupakan suatu gugus seni ilustrasi potret wajah yang bersaling-silang secara geometri dengan penggunaan kontradiksi warna-warna khusus. Dimensi dari gambar yang di-trace (gambar ulang dengan acuan) tidak berubah, sehingga penampakan akhir dari objek yang di transformasi jelas dan menyerupai aslinya sehingga mudah dikenal. Awal kepopuleran WPAP adalah ketika digunakan untuk mengilustrasi cerita-cerita karya Arswendo Atmowiloto dan Hilman Hariwijaya di majalah Hai.
Ciri khas Pop Art adalah penggabungan foto serta permainan warna yang berani, disertai penggunaan simbol-simbol untuk menyampaikan pesan si pembuatnya.
Wajah Tokoh "Jokowi" menjadi inspirasi kami dalam design yang disajikan dengan warna-warna komplemen yang tegas serta menggambarkan bagaimana sosok beliau yang penuh dengan rasa OPTIMISME dan benar saja,senyawa seni Pop Art terasa hidup sekali dalam setiap produk yang kami buat karena sosok beliau.
Sentuhan Karya Pop Art kami mulai dari pembuatan Jaket , tas dan kemudian kami kembangkan dalam sebuah Elektronik Toll yang bisa menjangkau semua lapisan masyarakat sekaligus menjadi bagian kontribusi energi positif dan Optimis kami sebagai anak bangsa yang sangat bangga Akan kemajuan infrastruktur negeri ini.
Pembangunan infrastruktur bukan saja penting tetapi juga prioritas utama bagi pemerintah indonesia dan sangat memegang peran dalam pertumbuhan ekonomi suatu negara dan tentu multiplier effectnya yang begitu besar bagi generasi mendatang.
Sebagian penjualan Elektronik Toll kami dedikasikan untuk kemanusiaan sekaligus memberikan apresiasi kepada setiap karya anak bangsa yang sudah sepatutnya kita banggakan.