"You Can not control what happens to you, but you can control your attitude toward what happens to you. And in that,you will be mastering change rather than allowing it to master you." ~ Brian Tracy~
"Proses" dalam kehidupan itu di awali dengan suatu Pilihan menjadi Keputusan melibatkan Tindakan atau kebiasaan dan menciptakan Hasil.
Dan bicara hidup, tidak lepas dari harapan serta doa. Apa doa anda hari ini? Sebagian besar orang pasti menyelipkan harapan agar bisa sukses,bahagia, sejahtera dan mungkin harapan harapan lainnya.
Pertanyaannya : " Apa syarat yang dibutuhkan seseorang agar bisa menjadi sukses,bahagia dan sejahtera?"
Sebagian pasti ada yang jawab, harus tekun,rajin berusaha, kerja keras,banyak ilmu, loyalitas, passion dan lain lainnya. Dan jawaban jawaban ini tidak ada yang salah.
Sebuah buku "In Search Meaning" dari Victor Frankl mengatakan "kekuatan terbesar manusia adalah kekuatan memilih respons terhadap keadaan".
Sekedar berbagi cerita, beberapa minggu lalu seorang teman saya mengalami musibah dimana suaminya mengalami stroke secara tiba tiba.Kejadian tersebut seperti menjadi akumulasi dari cobaan cobaan lainnya yang dia alami. Namun ditengah penderitaan itu, dia masih sempat memperhatikan hal hal kecil dengan memberi suguhan masakan menu ikan teri kesukaan anak saya.
Sedangkan jika melihat bagaimana kondisi yang sedang teman saya alami, secara umum mungkin tidak akan terpikir masih memperhatikan orang lain ,tetapi dia lebih memilih untuk tidak menyerah dengan keadaan dan memilih untuk hidup bermakna apapun kondisinya. Jujur buat saya hal ini menjelaskan bagaimana "In Search Meaning" tergambar dari sikap teman saya. Kesimpulan frankl dalam bukunya juga menyebutkan "Kekuatan terbesar manusia adalah kekuatan memilih respons terhadap keadaan".
Dan buku dari Darmawan Aji "Life By Design" juga menjabarkan pendapatnya bahwa syarat utama hidup bisa sukses,bahagia, sejahtera dan bermakna adalah karena kesediaan bertanggung jawab terhadap hidup serta kemampuan mengarahkan pikiran,emosi dan tindakan menuju hasil yang ingin dicapai. Darmawan Aji menyebutnya sebagai "Hidup Di Atas Garis".
Menurutnya, apa yang membedakan antara "Pemenang" vs "Pecundang" adalah bagaimana masing masing individu dapat mempertanggung jawabkan kehidupannya sendiri.
Para "Pemenang" biasa selalu yakin bahwa hanya merekalah yang bisa menentukan nasibnya sendiri.