Lihat ke Halaman Asli

Ayu Hendranata

Nasionalist and Social Media Influencer

Kosongkan Dulu Gelasmu, Sebelum Bertemu Orang Lain

Diperbarui: 1 Agustus 2018   15:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kosongkan Dulu Gelasmu, Sebelum Bertemu Orang Lain

Saya jadi teringat, setiap saat pasangan saya bertemu dengan orang lain entah itu partner yang dia kenal ataupun yang baru saja dia kenal,  selalu saja dia berusaha menjadi sosok pendengar yang setia, tidak pernah berusaha menunjukkan ke -Aku-annya atau pun merasa "Paling Tau" ,"Paling Hebat" , "Paling Segalanya". Padahal dalam kondisi tertentu saya sangat tau dia lebih paham dibanding lawan bicaranya saat itu.

Terkadang saya merasa gemas, tapi kemudian berpikir, memang begitulah karakter pasangan yang harus saya terima. Memang sih dari sebuah percakapan ataupun pertemuan yang terjadi, kita bisa belajar memperhatikan gaya berbicara seseorang, bagaimana pola pikir orang tersebut dalam memandang suatu masalah/persoalan. 

Apakah lawan bicara kita  termasuk orang yang diam, hiperbola, hiperaktif, hangat,santun, tinggi hati dan lain-lain. Sehingga kita juga bisa lebih fleksibel menyesuaikannya.

"Sebelum kamu menggoblokkan orang lain, goblokkan dulu diri sendiri" itu lah beberapa kalimat inspiratif yang pernah saya baca dari seorang pengusaha sukses Bob Sadino. Siapa yang tak kenal Seorang Bob Sadino? Kesuksesannya sebagai pengusaha yang tak perlu diragukan lagi.

"Ibarat gelas, jika bertemu dengan orang lain, kosongan dulu gelas kamu" ujarnya lagi dalam sebuah buku. Saya merenung dan seakan menemukan jawaban dari pemikirin dalam terowongan sempit saya selama ini dalam menyikapi apa yang dilakukan pasangan saya selama ini.

Saya jadi sadar ada hal baru yang bisa saya ambil. Sadar akan makna tersirat dibalik apa yang pasangan saya lakukan. Terlepas dari apa yang telah menjadi bagian dirinya. Ternyata ada cara dan upaya untuk menurunkan porsi "Mr/ Mrs. I Know" dalam diri kita yang mungkin selama ini tidak sengaja kita lakukan.

1. Menjadi lebih banyak mendengarkan dibanding berbicara.
2. Menjadi lebih serius lagi menyimak apa yang dibicarakan orang lain dibanding menyepelekannya.
3. Menjadi lebih merendahkan diri untuk proses belajar sehingga pengertian kita juga semakin luas.
4. Menjadi tau bagaimana karakter lawan bicara kita.
5. Dan ini bagian yang terpenting lebih sering belajar mengosongkan gelas untuk bisa kita isi kembali dan kosongkan lagi dengan ilmu, nasehat, kebaikan, kebenaran atau apapun itu yang bisa kita serap secara positif.

Berbeda jika kita memposisikan diri kita bak gelas yang selalu "terisi penuh", tentu kita tidak bisa mengisinya lagi, malah pasti akan tumpah. Begitu juga jika gelas nya hanya terisi separuh maka air yang bisa kita isi pun hanya separuh.

Dan bukan berarti juga kita menyerap semua dengan apa adanya atau bersikap acuh tak acuh (apatis). Akan ada Antivirus di dalam diri atau akal kita yang nantinya akan otomatis menyaring semua itu. 

Akal dan hati kita juga perlu dilindungi dari  keburukan yang nampak dari tampilan indah . Jadilah pribadi kritis dan optimis. Setelah mendengar dan meresapi maka segera latih akal untuk berfikir, menggali maknanya dan mengambil hikmahnya.

Karena tanpa kita sadari, terkadang sikap sombong dan kaku dalam diri muncul disaat kita ingin mendapat "Pengakuan" dari orang lain yang membuat kita jg selalu menutup gelas dengan sangat erat sebagai upaya kita untuk menolak melihat kebenaran yang di bawa oleh pembawa ilmu itu sendiri. Disinilah kita belajar bagaimana menjadi orang yang rendah hati.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline