Lihat ke Halaman Asli

Ayu

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Menghindari Kesalahpahaman: Mengapa Dakwah Retorika Harus Berlandaskan Niat yang Tulus

Diperbarui: 30 Juni 2024   07:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Oleh: Dosen dan Mahasiswa UIN Jakarta

Memahami pentingnya retorika dalam dakwah, Syamsul Yakin menjelaskan bahwa retorika dakwah bertujuan membuat pesan dakwah menjadi lebih menarik, atraktif, dan estetik. 

Dakwah memerlukan seni komunikasi verbal dan nonverbal agar pesannya tidak hanya informatif dan persuasif, tetapi juga dapat diterima dengan baik oleh mad'u. Selain itu, retorika dakwah juga mengedepankan keberbobotan isi ceramah dengan menggunakan bahasa baku dan berbasis riset. 

Aristoteles memperkenalkan pathos, logos, dan ethos sebagai bagian penting dalam retorika dakwah, yang membantu dai dalam menyampaikan pesan dengan efektif kepada mad'u. 

Dalam era digital, retorika dakwah juga melibatkan komunikasi nonverbal untuk menjangkau mad'u secara online. Meskipun demikian, dakwah retorika yang hanya mengedepankan gaya bahasa tanpa memperhatikan substansi dakwah sejati harus dihindari, karena dakwah seharusnya tetap menjadi amanah ilahi yang dilandaskan pada niat yang tulus.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline