Lihat ke Halaman Asli

Ayu

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Langkah-Langkah Efektif dalam Mempersiapkan Pidato: Panduan dari Pakar Retorika

Diperbarui: 21 Mei 2024   16:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dok. pri

Oleh: Dosen dan Mahasiswa UIN Jakarta

Pidato adalah seni yang dapat dipelajari melalui latihan dan kebiasaan berbicara di depan umum. Selain keterampilan, pidato juga membutuhkan pengetahuan linguistik untuk menghasilkan diksi yang variatif, menarik, dan estetis.

Keterampilan dan pengetahuan linguistik ini penting untuk berbagai tujuan pidato, baik informatif, persuasif, maupun rekreatif. Untuk mencapai tujuan tersebut, diperlukan persiapan yang matang.

Tahap pertama persiapan pidato adalah menentukan topik. Topik merupakan pokok persoalan yang masih bersifat umum dan abstrak, dan dalam praktiknya diuraikan menjadi judul yang lebih spesifik.

Langkah berikutnya adalah menentukan tujuan pidato, apakah informatif, persuasif, atau rekreatif. Sebaiknya, pidato yang baik mengandung ketiganya, meskipun satu tujuan utama harus diprioritaskan. Misalnya, pidato menteri cenderung informatif, politisi persuasif, dan artis rekreatif. Namun, pidato penceramah agama sebaiknya mencakup ketiganya sekaligus.

Selanjutnya, untuk menghasilkan pidato yang bermutu, perlu membaca literatur terkait topik dan judul pidato. Literatur ini bisa berupa buku, hasil survei, atau dokumen. Bagi penceramah agama, literatur yang dibaca mencakup Al-Qur'an, hadits Nabi, karya ulama, dan ilmu bantu lainnya seperti ilmu sosial dan humaniora.

Tahap berikutnya adalah membuat kerangka pidato yang meliputi pembukaan, isi, dan penutup. Pembukaan harus singkat dan mencakup judul pidato secara interogatif. Isi pidato harus mudah dipahami dan diingat, misalnya dengan menggunakan metode numerik. Penutup pidato harus singkat dan menjawab secara ringkas masalah yang diangkat.

Persiapan pidato dapat disesuaikan dengan materi dan tujuannya, serta media dan audiens yang berbeda. Misalnya, persiapan pidato di televisi berbeda dengan di radio, dan pidato politisi berbeda dengan pidato artis atau penceramah agama.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline