Lihat ke Halaman Asli

Pusing-pusing di Negeri Jiran (2) Bring History to Life - Georgetown

Diperbarui: 17 Juni 2015   13:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1420779554427904363

Dari Sungai Nibong (usai sholat Subuh di surau terminal yang bersih dan nyaman - *irilagi) saya menumpang bis RapidPenang menuju USM (University of Science Malaysia)  Transportasi di Penang hanya ada Taxi bermeter dan RapidPenang. Jadi jangan mencari ojek di sini. ha, ha!

Taxi bermeter, minimum pembayaran RM 15. Jadi meski jarak dekat, kita harus membayar RM 15. Aku pilih RapidPenang. Murah!!! Bayangkan hanya RM 1 saja bisa ke  USM dari Sg Nibong.  Seandainya jarak jauh, dengan bis ini, paling mahal juga tak sampai RM 3. Tetapi dengan satu syarat, selalu bayar dengan uang pas, karena supir tak akan menyediakan uang kembalian!

Setelah menghabiskan pagi hari di USM yang teduh, asri dan super nyaman, saya menuju Anggerik Lodging, tempat saya menginap selama dua hari di Penang. Banyak penginapan murah di Penang. Kondisinya pun bersih dan aman. Banyak orang dari Medan bekerja di penginapan-penginapan ini - begitu menurut cerita pegawai Anggerik Lodging tempat saya menginap, yang ternyata juga berasal dari Medan. Lengkap pula, suami dan anaknya juga bekerja di tempat yang sama!

RapidPenang merambah hampir semua wilayah di Penang. Jadi kita tinggal melihat peta, mencermati nomer bis dan tujuan, siapkan uang kecil, sampailah kita kemana pun tempat yang kita inginkan. Luar biasa! Semoga  transportasi di Indonesia akan bisa senyaman dan seteratur ini nantinya. Oh ya, di dalam bis RapidPenang, AC-nya dingin sekali. Membawa  jaket, penting, terutama bila kita bepergian di malam hari - teringat betapa mengginggilnya saya sepulang dari Batu Feringhi malam itu.

Kesan pertama saat di Penang, kotanya bersih, tertib, modern tetapi murah. Dibanding Kuala Lumpur, Bangkok atau Singapore, Penang termasuk tempat wisata yang murah. Restoran Cina, India terlihat di mana-mana. Dan di Malaysia, Penang adalah the second-developed City setelah Kuala Lumpur.

Kesan kedua, meskipun saya berbahasa Indonesia dan penduduk Penang berbahasa Melayu yang notabene banyak kemiripan, tetapi berbicara dengan Bahasa Inggris membuat saya lebih mudah memahami mereka daripada bercakap dengan Bahasa Melayu. Bayangkan saja, kereta di sini adalah istilah untuk mobil. Kecemasan adalah darurat.  Percuma maksudnya adalah gratis, yang tentu beda sekali maknanya dalam Bahasa Indonesia. Sementara dalam logat Melayu, jarang sekali terdengar huruf “r” diucapkan. Maka “dapur” bisa terdengar “dapuk”.

Hal  lucu terjadi ketika seorang pegawai hotel mengatakan pada saya, mungkin maksudnya mengingatkan. “Dapatkan tiket selepas membayar tambang.”  Hah? Siapa yang tarik tambang? Atau membeli tali tambang? Pikir saya dengan tampang begitu bodohnya.  Ternyata setelah saya membaca artinya dalam Bahasa Inggris “Please insist on your ticket once fare is paid”, baru saya mudeng apa maksudnya. Mintalah tiket setelah membayar ongkosnya. Itu toh maksudnya. Pusing kan? Pusing sendiri artinya putar sementara dalam bahasa kita pusing itu sakit kepala. Ya sudah, daripada sakit kepala betulan, mending pakai Bahasa Inggris saja. Dan untungnya rata-rata penduduk atau supir bis bisa bercakap Bahasa Inggris! So, take it easy!

Seusai istirahat dan makan siang, saya menuju Georgetown yang oleh UNESCO telah ditetapkan menjadi kota warisan budaya dunia yang sekaligus juga merupakan ibukota Penang. Setiba di Georgetown, saya berjalan menyusuri kota yang di kanan dan kirinya dipenuhi bangunan-bangunan tua yang dilestarikan. Ruko-ruko bergaya arsitektur Cina  berderet dengan cat warna-warni.

Saya tiada henti berdecak kagum sepanjang jalan. Ingat Kota Tua Jakarta. Ingat kawasan yang penuh bangunan tua di Surabaya. Tetapi Gergetown, yang membuatnya luar biasa adalah sejarah seakan hidup di sana. Entah bagaimana saya bisa menggambarkannya dengan kata-kata, tetapi dengan berada di sana, kita serasa berada di masa  lalu.

Georgetown adalah sebuah perpaduan antara masa lalu dan kehidupan kontemporer. Perpaduan yang disajikannya tidak norak, melainkan elegan dan nyaman untuk dinikmati. Perpaduan antara gaya kolonial Eropa dan budaya Asia. Perpaduan yang harmonis antara beberapa kebudayaan yang menyatu dalam kehidupan masyatakatnya. Georgetown sendiri berasal dari nama Raja George III dari Inggris. Konon kota ini dulu dipakai oleh Syarikat Hindia Timur British sebagai pelabuhan untuk kapal-kapal perdagangannya dan juga pangkalan tentara lautnya untuk melawan Perancis.

Di Georgetown lalu lalang kendaraan dengan tertib melintas, tak terlihat sesosok polis pun berdiri di jalan, seakan masyarakat sudah hafal betul akan kewajiabn dan tanggung jawabnya. Dengan kondisi lalu lintas seperti ini, rasanya tak mungkin ada kecelakaan terjadi, kecuali bila ada supir yang mabuk. Saya tak mau membandingkannya dengan lalu lintas di Jakarta. Sebaiknya jangan. Tahu dirilah:)

Bila kita ingin berbelanja, tak jauh dari Georgetown ada pusat perbelanjaan di kawasan Komtar. Di Komtar ini juga ada Komtar Walk, di sini kita bisa menikmati pemandangan kota Penang dari atas menara Komtar.

Letih berjalan menyusuri kawasan Georgetown, saya memanfaatkan  Rapid Penang CAT bas  (semacam Hop On Hop Off) tetapi di wilayah Georgetown saja - dan GRATIS!!! Sementara HOHO (Hop On Hop Off) , bisa menjangkau seluruh wilayah Penang, semacam City Tour.

Kita bisa naik CAT bas - begitu istilahnya-  dari halte bertuliskan HOP ON FREE yang tersebar di 19 titik di Georgetown dan bisa turun di mana saja sesuai destinasi yang kita tuju. Karena di Georgetown ini banyak sekali situs bersejarah yang sebenarnya tempatnya saling berdekatan, maka bila menggunakan bis ini, kita bisa memilih untuk memilih destinasi utama lalu berjalan menuju destinasi yang berdekatan, lalu bisa menunggu bis lagi untuk menuju destinasi yang mungkin agak jauh.

Di antara destinasi-destinasi utama yang “recomended” untuk dikunjungi di Georgetown antara lain Clan Jetties - perkampungan imigran asal Cina, Fort Cornwallis, Padang Kota Lama yang terletak di tepi pantai yang nyaman untuk bersantai, Little India, Masjid kapitan Keling. Khoo Kongsi Temple - yang sempat menjadi tempat syuting film Anna and The King, dan masih banyak lagi tempat bersejarah lainnya. Pantaslah bila UNESCO mendaulatnya sebagai The “World Heritage”.

14207795901688114032

Soal makanan, Penang surganya. Berbagai macam masakan Cina tersebar di mana-mana. Tentu ini yang tak halal karena mangandung babi. Tetapi untuk makanan halal juga mudah sekali ditemui, mulai dari nasi Kandar hingga nasi lemak yang maknyuss di restoran-restoran India. Murah! Percaya deh!

Bila sebuah tempat mampu menawarkan transportasi yang nyaman dan aman, jalanan tertib, makanan bersih dan murah, suasana asri dan teduh……maka wisatawan pasti menyerbunya. Datanglah ke Pennag untuk membuktikannya!

Foto-foto : Koleksi pribadi

Bersambung di Pusing-pusing di negeri jiran (3) - Gembokkan Cintamu di Penang Hill

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline