‘Tak kenal maka tak sayang’, berkenalan dengan ragam budaya bangsa dapat memupuk rasa persatuan. Salah satunya, kebudayaan dari suku Baduy di Banten - Jawa Barat. Semakin dini seseorang diperkenalkan kepada budaya yang berbeda- beda, maka semakin terampil pula seseorang dapat menghargai dan beradaptasi dengan lingkungannya.
Melanjutkan artikel sebelumnya yang berjudul ‘Baduy: Hidup Berumur Panjang Berselaras Dengan Alam’. Suku Baduy mendapatkan penghasilan dari menjual hasil tani, kerajinan kain tenun yang mempesona, hingga tas anyaman yang unik. Artikel ini akan membahas produk-produk kerajinan tersebut.
Hasil tani orang Baduy kerap disajikan sebagai makanan selamat datang kepada pengunjung Desa Saba Baduy, Lebak-Banten. Biasanya dalam rupa rebusan palawija, seperti: pisang, ubi, dan jagung. Tanaman palawija ini tumbuh secara alami tanpa pestisida. Selain makanan, pengunjung dapat mencoba minum teh dan kopi Baduy.
Rasa tehnya hampir sama dengan teh sehari-hari yang dijumpai di kota. Namun kopinya, wow tak disangka sangat nikmat! Saya mencoba minum Kopi Baduy tanpa gula. Saya pikir akan pahit sekali seperti kopi tubruk pada umumnya, namun ternyata tidak. Kopi Baduy juga tidak terasa kecut di mulut dan rasa kopinya pun legit dan lezat. Menarik!
Kok bisa kopi Baduy rasanya legit? Kopi Baduy menggunakan biji kopi Robusta yang ditanam di antara pohon buah-buahan. Orang Baduy bercocok tanam tanpa secara natural tanpa menggunakan bahan kimia atau pestisida. Oleh sebab itu tak mengherankan jika rasa dan aroma kopinya berbeda dari kopi biasa. Kopi Baduy juga disuguhkan dengan gula nira jika menginginkan rasa manis.
Metode mensangrai kopi dilakukan secara dipanaskan/dipanggang di atas kayu bakar. Cara menghaluskan kopi pun dilakukan secara ditumbuk. Apabila berkunjung ke Baduy, pengunjung bisa ikut mencoba dalam proses mensangrai kopi dan menumbuk biji-biji kopi hingga halus.
Selain kopi, minuman khas Baduy lainnya yang perlu dicoba adalah air Nira. Air Nira Baduy rasanya manis, namun ada sensasi seperti rasa asap. Rasa asap tersebut disebabkan karena proses penyimpanan air Nira yang diasapkan agar tidak diserang hama dan awet tahan lama. Rasa minumannya unik!
Setelah mencoba makanan dan minuman, mari tengok kerajinan kain tenun Baduy. Perempuan Baduy diajarkan menenun sejak dini. Menenun merupakan salah satu bentuk aktivitas pelestarian budaya dan melatih kedisiplinan. Alat tenun yang digunakan disebut ‘Pakara Tinun Baduy’. Alat ini diletakkan di teras depan pintu rumah tempat para perempuan menenun dengan penerangan dari cahaya matahari.