Nusa Tenggara Timur (NTT) merupakan salah satu provinsi di Indonesia dengan alam yang indah. Ada 22 kabupaten yang dapat dijelajahi di NTT. Salah satu kabupaten yang menarik dikunjungi adalah Sumba Barat Daya dengan kota Tambolaka sebagai pusat pemerintahan. Simak ulasannya di bawah ini!
Pariwisata Eksotik
Berkunjung ke Sumba Barat Daya singgahlah sejenak di Pantai Mbawana. Pantai indah yang bertebing tinggi dan berkarang bolong ini dapat dicapai dengan berkendara 1 jam dari Tambolaka. Bila tak ingin bertemu keramaian, datanglah pagi hari atau sore menjelang senja sehingga Anda bisa puas menikmati pemandangan laut dan berfoto.
Lanjutkan perjalanan Anda ke Kampung Adat Ratenggaro, sebuah area rumah adat beratap tinggi khas Sumba yang eksotik. Di area perumahan adat ini Anda bisa melihat kubur batu kuno zaman megalitikum. Selain itu, di Ratenggaro juga terdapat pantai. Anda bisa sewa kuda dari penduduk lokal untuk menjelajah tepi pantainya.
Dari Ratenggaro, wisatawan dapat singgah ke danau Weekuri atau juga sering dikenal sebagai Laguna Weekuri yang terletak di wilayah Kodi Utara. Selain untuk jalan-jalan dan berenang, danau ini juga favorit sebagai tempat menanti senja. Perlu dicatat pula, kabupaten Sumba Barat Daya juga memiliki resort Nihiwatu yang dinobatkan sebagai resort terbaik di dunia tahun 2016 versi majalah wisata Travel+Leisure.
Penasaran dengan aktivitas unik warga? Bulan Februari-Maret terdapat perlombaan ketangkasan di mana peserta saling melempar lembing sambil berkuda. Kegiatan ini disebut Festival Pasola yang merupakan kegiatan persaudaraan, kultur religious lokal, sekaligus ungkapan syukur. Banyak wisatawan mancanegara datang dan mengabadikannya melalui lensa kamera di momen spesial ini.
Sumba Barat Daya Dalam Angka
Selain pariwisata, kehidupan masyarakat Sumba Barat Daya patut diberi perhatian. Bukan kehidupan 'gemerlapan' yang dimaksud, melainkan masyarakat di sini masih banyak yang tertinggal dari sisi perekonomian, pendidikan, dan kesehatan sehingga membutuhkan uluran tangan dari kita semua.
Isu kemanusiaan seperti perdagangan orang (human trafficking) yang kerap dikemas 'menggiurkan' melalui ajakan menjadi buruh migran sering mengecoh penduduk lokal. Tak jarang, personil yang menjadi buruh migran turut mengalami kekerasan fisik dan mental saat berada di tempat tujuan.