Menggiatkan layanan transportasi udara berkualitas menjadi salah satu cara efektif untuk bepergian jarak jauh baik dengan rute domestik maupun internasional. Terutama untuk negara Indonesia yang memiliki wilayah luas dari Sabang sampai Merauke, peran layanan penerbangan sangat penting untuk membuat masyarakat saling terhubung.
Pada tahun 2017, Pemerintah melalui Direktorat Jendral Perhubungan Udara Republik Indonesia telah menyelenggarakan 186 rute penerbangan perintis. Maraknya low cost carier dari berbagai maskapai turut mewarnai industri jasa penerbangan dengan harga tiket kompetitif yang terjangkau bagi semua kalangan. Mau melakukan perjalanan bisnis atau jalan-jalan kini menjadi semakin mudah.
Namun demikian, sudahkah Anda memahami prosedur keselamatan dengan baik saat menggunakan transportasi udara?
Bekerja sama dengan Direktorat Jendral Perhubungan Udara Republik Indonesia, puluhan Kompasianer berkesempatan mengikuti BlogTrip ke Garuda Indonesia Training Center (GITC) (5/4/2018). Kompasianer diajak untuk melihat bagaimana pilot dan awak kabin Garuda Indonesia dilatih untuk melayani penumpang, mempelajari, dan mempraktikkan prosedur keselamatan transportasi udara.
Turut hadir dalam acara ini Captain Triyanto Moeharso, Direktur Operasi PT. Garuda Indonesia Persero Tbk.; Captain Martinus Kayadu, Vice President Garuda Indonesia Training Center; Captain Setija Budi, Sr. Manager Operasi Garuda Indonesia Training Center; Puji Nur Handayani, Direktur PT. Garuda Indonesia Persero, Tbk.; dan DirJen Perhubungan Udara Republik Indonesia Dr. Ir. Agus Santoso, M.Sc.
Di GITC, pertama-tama Kompasianer berkunjung ke area pelatihan pilot. Area ini berisi beberapa mesin simulator pesawat Garuda Indonesia. Para pilot yang telah selesai menempuh pendidikan formal tidak langsung diperbolehkan mengemudi pesawat terbang. Mereka harus menjalani beberapa pelatihan lebih lanjut agar dapat mengemudikan pesawat dengan selamat, aman, dan nyaman.
Mesin-mesin simulator di GITC memungkinkan para pilot seolah-olah mengemudikan pesawat secara nyata dengan tujuan yang dikehendaki. Di sini, mereka dilatih dan di-tes mengemudikan pesawat berpenumpang banyak. Selain fisik prima, pilot Garuda Indonesia diharapkan dapat mengemudi dengan smoothsehingga minim goncangan pada kabin dan menguasai prosedur keselamatan penerbangan.
Menurut hasil ICVM audit USOAP dari ICAO, di tahun 2017 nilai efektif implementasi terkait dengan kinerja keselamatan penerbangan Indonesia berhasil mencapai 81,15%. Persentase ini naik dari tahun sebelumnya dan berada di atas rata-rata peringkat dunia yang umumnya berkisar 60%. DirJen Perhubungan Udara RI Dr. Ir Agus Santos M.Sc. menghimbau pentingnya meningkatkan kesadaran masyarakat perihal keselamatan penerbangan dan diharapkan persentase ini terus meningkat di tahun-tahun berikutnya.
Beralih ke area pelatihan awak kabin, para calon pramugari dan pramugara Garuda Indonesia diberi pembekalan keterampilan hospitality. Mulai dari cara berbusana yang baik, berkomunikasi santun, hingga tata cara menyajikan makanan dan minuman di dalam kabin. Oiya, merekapun diwajibkan berolah raga rutin untuk menjaga stamina agar siap menghadapi jadwal penerbangan padat.
Tak ketinggalan, pelatihan prosedur keselamatan pada keadaan darurat turut diberikan. Pendaratan darurat di air dan prosedur keluar pesawat dari pintu yang berada di ketinggian dipraktikkan oleh para calon awak pesawat. Simulasi evakuasinya pun dikemas layaknya keadaan genting yang nyata!
Wow, ternyata menjadi awak kabin pesawat bukan pekerjaan yang mudah! Oleh sebab itu, saat bepergian selalu perhatikan dan taati instruksi awak pesawat.