Haii kawan-kawan!!
Sebelum masuk ke dalam materi sistem komunikasi interpersonal, kalian harus mengetahui dahulu apa itu persepsi interpersonal, Secara singkat persepsi interpersonal adalah pandangan seseorang tentang personal dan situasional yang dapat mempengaruhi penilaian seseorang. Sekarang aku akan menjelaskan sistem komunikasi interpersonal, yaitu proses bagaimana berjalannya komunikasi interpersonal / proses pembentukan kesan, Sistem komunikasi interpersonal sangat penting di karenakan hal ini lah yang dapat mempengaruhi penilaian seseorang.
Berikut adalah beberapa bagian dari sistem komunikasi interpersonal :
Streotyping
Stereotyping adalah pandangan atau penilaian terhadap suatu kelompok atau tiap individu tergantung bagaimana perilakunya. Umumnya, stereotipe muncul karena kategori sosial di dalam kelompok, seperti usia, gender, ras, dan sebagainya. Penting untuk diingat bahwa setiap orang memiliki individu yang unik, dan atribut serta karakteristik mereka tidak boleh disederhanakan atau dianggap sama dengan anggota kelompok lain. Mengatasi stereotip dan prasangka melibatkan kesadaran, pendidikan, dan interaksi positif antar kelompok yang berbeda. Ini dapat membantu dalam membangun pemahaman yang lebih mendalam tentang kompleksitas individu dan mencegah perlakuan yang tidak adil atau diskriminatif. Contohnya di indonesia kita menyamaratakan orang berkulit hitam dan berkulit putih. Dengan menghargai keberagaman dan kompleksitas manusia, kita dapat membangun masyarakat yang lebih inklusif dan adil.
Implicit Personality Theory (Teori Kepribadian Tersirat)
Teori kepribadian implisit ini berfokus pada pandangan pertama atau kesan pertama terhadap seseorang dalam membuat asumsi, atau yang sering kita dengar tentang memahami, mengenai dan juga mengerti adanya pendapat yang diperoleh dari orang lain. Contohnya : kita melihat teman baru kita sholat, kesan pertama yang akan kita katakan adalah bahwa anak ini rajin beribadah, baik, dan jujur, padahal ternyata setelah mengenalnya sekian lama anak ini memiliki sifatyang kurang baik seperti suka mengambil pulpen milik temannya, tidak jujur dan juga angkuh.
Atribusi
Atribusi adalah proses menyimpulkan motif, maksud, dan karakteristik orang lain atau cara bagaimana kita melihat perilaku orang lain dan kita mencoba memahami apa yang menyebabkan ia berperilaku seperti itu. Seseorang akan menilai penyebab orang lain mengalami sesuatu berdasarkan apa yang ia amati.
Perlu di ingat bahwa komunikasi tidak hanya berbicara saja, tetapi juga melalui kontak fisik. Kita bisa menyebutnya dengan komunikasi verbal dan non-verbal. Non-verbal dapat berupa kontak mata, busana, gerak tubuh, dan sebagainya sedangkan verbal yaitu komunikasi yang jelas atau lewat kata. Berdasarkan situasional, komunikasi verbal juga terdiri dari niat, sifat, motivasi,dan sebagainya sebagai penyebab. Atribusi merupakan masalah yang cukup populer pada dasawarsa terakhir di kalangan psikologi sosial dan agak menggeser fokus pembentukan dan perubahan sikap. Jadi, kita harus melihat bukan secara personal saja tetapi juga situasional.
Atribusi terdiri dari 2 kausalitas, yaitu : internal dan eksternal. Contoh kausalitas internal : A mendapat nilai bagus, dan BCD melihat A mendapat nilai bagus di karenakan kemampuan nya. Contoh kausalitas eksternal : Jika seseorang melihat teman mereka menjadi marah di suatu acara, mereka mungkin mengaitkan kemarahan itu dengan situasi yang menekan atau stres yang dialami teman mereka. Dalam hal ini, atribusi eksternal menyalahkan lingkungan atau situasi yang mungkin memicu emosi negatif pada teman mereka.