Lihat ke Halaman Asli

Ays Adillah

Mahasiswi

3 Tahap Jalanya Perang Dunia II (1939-1945)

Diperbarui: 14 Oktober 2021   00:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Kekalahan yang menimpa Jerman pada Perang Dunia I telah menyebabkan Jerman mengalami krisis ekonomi. Kondisi ini disebabkan oleh perjanjian Versaille yang menuntut Jerman untuk membayar segala kerugian akibat Perang Dunia I. Berdasarkan Perjanjian Versaillle, Jerman harus mengeluarkan 26 Miliar Reichsmark dimana pembayaran wajib dilakukan selama 10 tahun. 

Tuntutan ini telah menyebabkan kehancuran pada ekonomi Jerman. Kondisi ini semakin diperparah dengan adanya krisis pada tahun 1929. Selain itu militer Jerman juga dikontrol oleh perjanjian ini. Oleh karena itu Hitler sebagai kanselir yang terpilih pada tahun 1933 berusaha membangun kembali kekuatanJerman yang sempat mengalami kehancuran.

Dalam rentang waktu 1933-1939, Hitler mencanangkan berbagai kebijakan guna meningkatkan pendapatan Jerman. Perbaikan ekonomi ini mengalami keberhasilan. Perbaikan telah membuat industri senjata kembali beroperasi (Prihandono, 2020). Di bawah Hitler, Jerman juga telah memperkuat Angkatan Militernya. 

Perjanjian Versaille yang merugikan jerman ini telah mendorong Jerman melanggar perjanjian ini dan menyerang Polandia pada 1 September 1939. Terhitung sejak upaya invasi dan penyerbuan pasukan Nazi Jerman terhadap Polandia pada tanggal 1 September 1939, maka pada saat itu pula Perang Dunia II dimulai. Jalanya Perang Dunia II berlangsung dalam 3 babak, yaitu tahap permulaan, tahap titik balik, dan tahap terakhir.

  • Tahap Permulaan (1939-1942)

Pada 1 September 1939, Jerman melancarkan operasi militer terhadap Polandia. Serangan ini telah membuat Inggris dan Perancis menyatakan perang melawan Jerman. Pada bulan yang sama, tepatnya pada 17 September 1939 Uni Soviet turut menyerang Polandia. Sehingga pada saat itu Polandia berada di bawah pendudukan Jerman dan Uni Soviet. 

Jerman merasa terlindungi dari intimidasi Uni-Soviet karena pada 23 Agustus 1939 telah mengadakan perjanjian Jerman-Rusia yang menyatakan bahwa kedua negara tersebut tidak akan saling menyerang. Sedangkan di sisi lain, Blok Sekutu mulai membentuk aliansi dengan Amerika, yang sebelumnya Amerika merupakan negara sentral.

Amerika memberi sokongan terhadap sekutu dengan menetapkan sistem antara lain Land Lease Bill (1941) yang memperbolehkan sekutu untuk meminjam atau menyewa kebutuhan perang seperti amunisi, tank, pesawat tempur, dan truk (Britanica, 2021). Cash and Carry (1941) yang memperbolehkan sekutu untuk membeli kebutuhan perang secara kontan. 

Selain itu Amerika semakin berupaya untuk memperluas industrinya sehingga industri Amerika menjadi gudang kebutuhan perang bagi sekutu. Motivasi dukungan Amerika terhadap sekutu yakni bahwa Amerika ingin mempertahankan demokrasi dan menentang sistem pemerintahan fasisme negara-negara Blok Sentral.

Pada tahun 1940, Jerman menyerang Denmark dan Norwegia. Serangan ini dilakukan untuk mempertahankan kamp logam Jerman di Swedia yang hendak dikuasai oleh Inggris dan Perancis. Pada serangan ini Denmark dan Norwegia berhasil dikalahkan. Selanjutnya pada 10 Juni 1940, Italia menyatakan perang terhadap Inggris dan Perancis. Kemudian Italia menyerang Yunani dan negara-negara Balkan. Balkan merupakan medium Jerman untuk menyerang Uni Soviet. Selain itu Italia juga mampu membekukan pasukan Inggris di Afrika.

Jerman kemudian melancarkan operasi Barbarossa ke Uni-Soviet pada 22 Juni 1941. Perjanjian Jerman-Uni Soviet ini dilanggar oleh Jerman karena keinginan Hitler untuk menguasai bagian barat Uni Soviet sebagai tempat tinggal bangsa Jerman. Selain itu Hitler juga ingin memiliki sumber daya minyak milik Uni Soviet yang terletak di pengunungan Kaukasus. Karena tidak menyangka bahwa Jerman akan mengkhianati kesepakatan, Uni Soviet tidak memiliki kesiapan yang mempuni. 

Kondisi ini telah membuat Uni Soviet berhasil dikalahkan oleh Jerman. Jerman menguasai Uni Soviet dengan mengerahkan pasukanya di Moskow, Kiev, dan Leningradt. Serangan ini telah membuat Uni Soviet beraliansi dengan Blok Sekutu untuk melawan Blok Sentral (Sudrajat, n.d.)

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline