Lihat ke Halaman Asli

Generasi Merunduk

Diperbarui: 24 Juni 2015   13:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Apple. Samsung, BlackBerry, Nokia dan lain-lainnya siapa yang tidak mengenal brand telekomunikasi ternama ini, mulai dari anak-anak, kaum remaja sampai orangtua juga pasti mengenal dan menggunakan salah satu dari brand ini. Ditambah dengan semakin maraknya smartphone yang supercanggih dan serbamurah kian menambah persaingan diantara brand -brand tersebut, dimulai dari persaingan aplikasi dan harga yang bisa dikatakan cukup ekonomis. Namun dibalik maraknya bermunculan smartphone-smartphone murah dan tentu saja para penggunanya ternyata membawa banyak sekali dampak negatif yang menjadikan orang-orang semakin tertutup dan tidak peduli dengan kehidupan sosial disekitarnya. Misalkan saja didalam berkomunikasi dengan teman maupun kerabat cukup hanya dengan smsan, bbman, skype, whats’up, line dan masih banyak lagi aplikasi yang mendukung hal tersebut, memang mudah, cepat dan efesien akan tetapi tentu saja hal tersebut sudah sangat jauh dari kebudayaaan timur kita yang beretos tatakrama dan sopan santun didalam berkomunikasi dan bersosial, sehingga lambat laun komunikasi verbal dan searah akan menjadi komunikasi udara.

Kemudian, dampak lain dari maraknya smarphone tersebut juga banyak yang menyebabkan timbulnya penyakit dan kian meningkatnya tingkat kematian. Orang-orang yang tiap harinya didalam menatap dan menggunakan gadget maupun smarphonenya hampir berkisar diantara 4-10 jam tiap hari, tentu saja hal tersebut dapat menimbulkan kerusakan mata, radang jari, penyakit jantung dan sebagainya karena jarang berolahraga dan hanya fokus menikmati aplikasi yang disajikan didalam smartphonenya. Terutama pada anak-anak kecil zaman sekarang yang hampir semua sudah mempunyai smartphone, rata-rata anak-anak sudah memakai kacamata diumur yang masih relatif sangat muda dan juga mereka pun jarang bergaul dan bersosialisasi dengan teman-teman sebayanya sehingga nantinya disaat mereka dewasa akan sulit berkomunikasi dan berinteraksi dengan lingkungan sosialnya. Selain itu banyak sekali kita melihat orang-orang didalam berkendara maupun mengemudi yang sambil smsan, telponan dan sebagainya, dan tentulah hal tersebut berpotensi untuk membahayakan dirinya dan orang lain. Sungguh ironis memang melihat banyaknya masyarakat sekarang yang kehilangan fungsinya sebagai mahluk sosial yang saling membutuhkan, berinteraksi, bekerjasama dan sebagainya, berbanding terbalik dengan orang-orang sekarang yang tetutup, kurang bersosialisasi dengan masyarakat lainnya, dan tentunya jalannya selalu merunduk. Merunduk bukan dikarenakan sopan dan rendah hati melainkan fokus dengan dunia mayanya, smartphone yang semua kebutuhannya ada, lengkap dan bisa memuaskan hidupnya. Inilah dampak dari Globalisasi dan Modernisasi yang menciptakan era baru yang melahirkan generasi-generasi merunduk. Seperti kata pepatah tentang ilmu padi yakni “Semakin berisi semakin merunduk” yang berarti semakin pintar, berwawasan seseorang maka semakin rendah hatinya. Sedangkan “Semakin Canggih semakin merunduk” dapat dimaknai bahwa semakin ketergantungan seseorang terhadap teknologi maka semakin dia dibodohi, dibutahi dan dikuasai oleh teknologi tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline