Lihat ke Halaman Asli

Ika Ayra

TERVERIFIKASI

Penulis cerpen

Liora, Tumbuhan Bioluminesensi dan Hutan tak Dikenal

Diperbarui: 14 Desember 2024   09:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi: sadafsadiq dari Pinterest 

Di suatu malam tanpa bulan, tanpa bintang, gelap, diselimuti awan mendung dan embusan angin dingin, sayup-sayup terdengar isak tangis dari dalam hutan.

Di kaki pohon yang telah mati dan membusuk, Liora, tumbuhan jamur dari genus Mycena chlorophos¹ terlihat begitu sedih di tengah koloninya. Jenis jamur ini hidup dalam ekosistem hutan hujan tropis yang gelap sebagai dekomposer. Mereka membantu mengurai materi organik menjadi nutrisi yang diserap oleh seisi hutan tak dikenal. 

Meskipun Liora masih cukup muda dan baru saja mengeluarkan spora², dia satu-satunya jamur  luminesensi yang dapat merasakan gelombang negatif yang berasal dari luar hutan. Energi itu berasal dari kesibukan eksploitasi hutan sejak lama.

"Aku tidak akan bisa bertahan. Kerusakan alam semakin parah. Kau harus cepat menemukan cara untuk mengembalikan kelestarian hutan ini!" petuah Lumithar, pohon kuno yang berusia sudah ratusan tahun. 

Jamur-jamur dewasa memberikan semangat kepada Liora. Mereka tidak ingin punah begitu saja. Kehadiran mereka sebagai penyeimbang, amat dibutuhkan.

"Aku tidak boleh terus-terusan merasa sedih! Aku harus segera bertindak!" seru Liora.

Malam itu, suasana hutan tak dikenal semakin terasa sunyi dan hening. Perlahan angin menggoyangkan ujung-ujung daun pohon randu. Jamur Mycena melakukan proses kimia. Molekul oxyluciferin, enzim luciferase, dan oksigen segera berinteraksi untuk menghasilkan elektron. Para ahli menyebutnya sebagai biolumenensi atau pendar cahaya. Dari kejauhan terlihat sebagai foxfire yang amat menakjubkan. 

Dalam aktivitas ini, insang dan miselia³ yang berbentuk benang memang mengeluarkan cahaya internalnya. Meski cahaya tersebut tidak mengeluarkan energi panas dan disebut sebagai cahaya dingin, panjang gelombang yang dipancarkan mencapai 520-530 nanometer.

Beberapa serangga seperti lalat, semut, dan kumbang akan mendekat untuk menikmati makan malam. Secara tidak langsung, mereka memindahkan spora ke tempat yang lebih aman. Dengan cara ini tumbuhan jamur tetap dapat memperluas wilayahnya, seandainya angin tidak dapat membantu penyebaran spora.

Selain itu, pendar cahaya juga dapat memancing karnivora mengusir predator negatif fototropik seperti lipan dan laba-laba.  

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline