Lihat ke Halaman Asli

Ika Ayra

TERVERIFIKASI

Penulis cerpen

Bersikaplah Dewasa, Ini Dampak Konflik Orangtua bagi Anak Anda

Diperbarui: 2 Januari 2023   05:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

The Minds Journal

"Anak-anak yang tinggal dengan orang tua yang selalu bertengkar, memiliki kadar kortisol rata-rata lebih tinggi daripada anak-anak yang tinggal di keluarga yang lebih damai. Akibatnya, mereka sering menjadi lelah dan sakit, kurang bermain, dan kurang tidur." -Mark Flinn & Barry England

Kejadian pertama

Beberapa waktu lalu, saya dan beberapa orang tua murid berkumpul di sekolah untuk menerima raport hasil belajar anak-anak kami. 

Setelah selesai, kami masih meluangkan waktu untuk berbincang-bincang. 

Kemudian salah seorang di antaranya mengatakan sudah bercerai dari sang suami enam bulan yang lalu. Karena itulah dia tidak pernah terlibat hadir dalam kegiatan paguyuban kelas. Saat melihat beberapa foto dalam grup perpesanan orang tua murid, dia merasa iri dan sedih karena harus bekerja mencari nafkah bagi kelima anaknya.

Kejadian kedua

Suatu pagi yang cerah, seorang gadis remaja duduk dengan murung di bangku taman. Tiba-tiba saya merasa terpanggil duduk di sisinya, sekedar menjadi temannya bicara. 

Sebut saja namanya Karina. Gadis lima belas tahun ini sedang sedih karena orang tuanya bertengkar. Dia mendengar ayahnya akan menceraikan ibunya karena ingin menikah dengan majikannya, seorang janda 55 tahun.

Saya bertanya apa pendapatnya tentang masalah ini yang membuat dia terlihat murung.

"Aku tidak keberatan karena ibu sudah lama mendapat perlakuan tidak adil dari ayah. Ibu sering ditekan, dipojokkan, bahkan sering dituduh selingkuh, padahal ayahlah yang melakukannya saat aku masih berusia enam tahun. Ibu sudah memberi kesempatan dan menerima ayah saat dikhianati selingkuhannya. Sekarang ibu sudah pantas bercerai dengan ayah. Tetapi aku sedih karena keluarga kami berantakan."

Saya terhenyak, dan terdiam mendengarnya.

Para suami, bersabarlah sebanyak 70 kali dalam sehari terhadap keluargamu

Hari ini saya membuka beberapa referensi, baik pendekatan secara agama Islam maupun pendekatan secara psikologi.

Sering kita mendengar kisah pada zaman Nabi SAW, ketika Abu Bakar bermaksud mengetuk pintu rumah Nabi SAW untuk mengadu, ternyata Abu Bakar justru mendengar sendiri di depan pintu bahwa Nabi yang mulia itu sedang mendapat keluhan dari istrinya, namun beliau hanya diam di hadapan istrinya. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline