Ada banyak hal yang bisa kita sebutkan, tentang hidup yang lebih baik. Bergantung dari sudut mana kita menilainya. Atau di titik mana posisi kita saat ini.
Jika kamu seorang ambisius, maka hidup yang lebih baik akan identik dengan pencapaian cita-cita yang diidam-idamkan. Karir, hunian, popularitas, dan lainnya.
Tetapi jika kamu seorang pemimpi, pengkhayal, pengumpul jikalau, maka hidup yang lebih baik justru ketika kamu menyadari bahwa kamu harus berubah. Carilah hidup yang nyata dan indah!
Saya pribadi, termasuk tipe yang manakah?
Menjalani keseharian sebagai mama muda yang itu ke itu lagi, membuat saya merasa bosan. Kehilangan semangat. Stres.
Suatu hari, saya meraih ponsel yang sebenarnya diperuntukkan bagi suami dan anak-anak saya juga. Bukan milik pribadi yang bisa saya bawa-bawa sesuka hati.
Saya memutuskan untuk membuat blog menulis. Kurang lebih bagaimana saya memperlakukan sebuah diary.
Menurut teori para ahli, menulis adalah sebuah terapi jiwa. Itu pula yang saya rasakan ketika itu. Saya mulai menuangkan isi pikiran, kehendak, bahkan harapan saya tentang banyak hal.
Apa saya bahagia? Belum.
Suatu saat, saya "diperkenalkan" dengan beyond blogging Kompasiana. Saat itu saya membuka link postingan Kompasianer Bunda Lesterina Purba. Ternyata untuk menanggapi, saya harus mendaftar terlebih dahulu.
Adalah cerpenis Y. Edward Horas yang ketika itu mem-follow saya pertama kali, mengikuti postingan cerpen yang saya unggah, memberikan apresiasi sesama penulis, sampai akhirnya saya mengenal sahabat-sahabat yang baik lainnya di sini.