Lihat ke Halaman Asli

Ika Ayra

TERVERIFIKASI

Penulis cerpen

Pengantin yang Terdiam

Diperbarui: 14 Juli 2022   21:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi pengantin wanita| Shutterstock via Kompas.com

Aku tak diizinkannya membuka pintu, bahkan untuk sekedar menggenggam tangan dan memberinya kekuatan. 

Ibu mana yang tak akan hancur melihat mendung bergelayut di wajah cantik putrinya, setelah derai-derai senyum sempat dia tebarkan di hari-hari sebelumnya?

Dia memesan sendiri gaun berbahan tulle sutera, sementara calon suaminya memilihkan warna putih dengan bias oranye yang hangat.

Aku hanya memberi mereka senyum serta anggukan, saat keduanya melibatkanku dalam diskusinya. 

Konsep pernikahan bergaya rustik yang cantik dengan pilihan buket pengantin berupa bunga putih dari jenis babby breath (gypsophila). Konon bunga ini menjadi simbol ketulusan dan kemurnian cinta.

Tulisan-tulisanku pun mengalir di situs web pribadi, dengan harapan para pembaca memiliki semangat yang sama saat menjadi ibu pengantin sepertiku saat ini.

Bahagia dan bersyukur, putri kecilku kini telah menjelma dewasa. Dia akan segera memasuki gerbang hidupnya yang baru. Dia akan menjadi pendamping yang setia, dan ibu dari anak-anak yang lucu. Lalu aku akan menjadi nenek, menjadi... 

Ah rasanya waktu cepat berlalu. 

Membesarkan satu-satunya buah hati kami dari hasil keringatku sendiri, memang bukan hal yang mudah. Aku senang sudah melaluinya, dan aku yakin almarhum suamiku pasti merasa bangga.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline