Lihat ke Halaman Asli

Ika Ayra

TERVERIFIKASI

Penulis cerpen

Seremenya di Desa Bunga

Diperbarui: 21 Mei 2022   22:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi: Sarah Richer via Pixabay

Gadis jelita tanpa sepasang mata yang dapat melihat seperti yang lainnya. Seremenya namanya. Bola matanya hitam dan indah, namun tak berfungsi sebagaimana mestinya. 

Seremenya tak pernah melihat bagaimanakah wajah mentari yang menghangati kulitnya saat dia memotong bunga.

Di musim hujan, dia dan pekerja lainnya harus berjalan kaki karena kendaraan tak diizinkan masuk. Mereka berkomentar lumpur yang basah sangatlah menjijikkan. Tapi Seremenya tak dapat membayangkan seperti apa bentuk jalan becek itu. Dia tak bisa melihatnya.

Oya, masih ada lagi. 

Dia juga tak pernah menyaksikan tumpukan sampah di salah satu sudut pasar. Mereka bilang banyak lalat mengerumuni sayur yang membusuk. Tapi lagi-lagi Seremenya tak pernah tahu bagaimana bentuk lalat.

Sebenarnya, dia bukanlah gadis yang disenangi dan mempunyai banyak kawan. Tatapan muak sering ditujukan pada dirinya dari gadis-gadis desa Bunga. Mereka iri dengan kecantikan yang dimiliki Seremenya.

Dia hanya mengangkat bahu, pertanda tak ingin ambil pusing dengan mereka. Selama dia tak mengambil milik orang lain, Seremenya tahu semua pasti akan berlalu. 

Sebenarnya inilah rahasia yang tidak mereka ketahui. Mengapa wajah Seremenya selalu memancarkan aura cantik yang tak bisa dimiliki gadis-gadis lain di desa Bunga. Gadis itu tak ingin memandang hidup dari sisi yang rumit!

Seperti pagi ini, saat dia libur bekerja. Seremenya bangun pagi-pagi sekali lalu mencuci pakaian dia dan ayahnya. Kemudian Seremenya membuat sarapan serta menyeduh teh untuk sang ayah.

Sementara itu, pekerja lainnya bersepakat akan melakukan tetirah hari ini. Mereka ingin menghabiskan sebagian gaji yang diterima kemarin. Siapa tahu di sana salah satu dari mereka bisa menemukan pangeran tampan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline