Lihat ke Halaman Asli

Ika Ayra

TERVERIFIKASI

Penulis cerpen

Camar Pulang Senja

Diperbarui: 10 Maret 2022   08:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Camar Pulang Senja|foto: Fernanda Ferreira/Pinterest 

Kisah sebelumnya Wanita dalam Berkas Sinar

______________

"Apa kabarmu, Sayang?" lelaki itu bertanya, seraya menatap hangat wanita di hadapannya.

Entah sudah berapa lama, sejak ia terpikat wanita di luar sana. Bening mata Meylin menjadi terlupakan, juga putri mereka semata wayang, Ara.

"Aku minta maaf karena meninggalkanmu, dan membuatmu menderita..." katanya lagi.

Wanita itu menelusuri seraut wajah yang tak asing. Suaminya terasa begitu jauh selama ini. Apakah ia bermimpi? 

Lelaki itu menjadi jengah ditatap begitu. Jantungnya seolah lenyap karena malu. Keperkasaannya terasa kalah karena ia tahu dirinya salah. Ia ingat kata-kata Meimei yang menyebutnya egois di kantornya. 

"Apakah aku masih bisa pulang ke hatimu?" rayunya lagi. Suaranya memberat menahan tangis yang coba tidak ia tumpahkan. Baru sekarang ia takut kehilangan belahan jiwanya.

Lelaki itu tahu istrinya begitu setia selama ini. Lima belas tahun mereka merajut cinta, bukan dalam kehidupan serba ada. Tak sekalipun wanita itu menyesal memilih dirinya, atau berpikir untuk mencari pengganti yang lebih menjanjikan.

Tapi ia malah jadi pengecut dengan lari dari pernikahan. Justru saat ia merasa di atas angin, punya segalanya untuk dihamburkan. 

Setahun lamanya ia nikmati pelukan wanita lain, dan sesekali saja tidur di rumahnya. Itu pun ia lakukan tak sepenuh hati. Ia bersikap dingin kepada istrinya, dan tak mempedulikan sama sekali perasaan wanita itu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline