Dunia remaja, menarik untuk dibahas. Digali sedalamnya untuk menyelamatkan mereka dari permasalahan yang menjadi tanggung jawab orang tua.
Ada banyak kasus kenakalan yang melibatkan remaja, tetapi sebenarnya disebabkan orang tua bersikap abai atas kebutuhan remaja. Umumnya orang tua mengira remaja hanya memerlukan biaya ekonomi (nafkah) dan pendidikan saja. Selebihnya orang tua menilai anaknya sudah cukup mandiri dan risih untuk disentuh seperti semasa kecilnya.
Sebetulnya, apa sajakah kebutuhan remaja saat ini?
Lewis dan Lewis (1993) merincikan kebutuhan remaja tak sesederhana tersebut. Ada kebutuhan jasmani, psikologis, sosial, ekonomi, politik, penghargaan, dan kebutuhan aktualisasi diri.
Kebutuhan psikologis remaja
Dalam konteks depresi pada remaja yang saya bicarakan, saya ingin menekankan aspek kebutuhan psikologis yang sering diabaikan orang tua.
Kebutuhan psikologis merupakan kebutuhan psikis yang kualitatis, progresif dan sistematis. Karl Claudius Garrison (1900-1980) mengemukakan kebutuhan psikologis meliputi:
- Kebutuhan untuk memperoleh kasih sayang
- Kebutuhan untuk diterima oleh kelompoknya
- Kebutuhan untuk mampu mandiri
- Kebutuhan untuk mampu berprestasi
- Kebutuhan untuk memperoleh pengakuan dari orang lain
- Kebutuhan untuk dihargai
- Kebutuhan untuk mendapatkan falsafah hidup
Apakah yang dilakukan orang tua kepada anak remajanya sejak ia pulang sekolah sampai menjelang tidur?
Memercayakan begitu saja sang anak berlama-lama di dalam kamar sembari ditemani telepon pintar? Atau membiarkan sang anak bergaul di luar rumah, bersama teman/komunitasnya?
Lalu bagaimanakah sikap orang tua bila suatu saat mendapati hal-hal buruk sudah melekat pada diri anaknya? Tidak naik kelas, misalnya, kecanduan narkoba, atau hamil pra nikah?
Artikel terkait: Melahirkan di Usia 14 tahun, Pendidikan Seksual yang Gagal?